KH. Moh Nasrullah Baqir: Pengasuh Pondok Pesantren Tertua di Kabupaten Lamongan Berpulang
Berita Baru, Lamongan – K.H Moh Nasrullah Baqir, pengasuh pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah meninggal dunia pada dini hari Jumat, (13/12) atau 11 Jumadil Akhir 1446 H di Yogyakarta. Kabar duka tersebut dikonfirmasi langsung oleh putra tertua almarhum, Hamid Ahmad, melalui pesan suara yang tersebar di melalui grup-grup alumni.
“Ngapunten ing kang katah, niki Buya sampun mboten wonten. Panjenengan suwunaken ngapunten kanggih Buya, (Mohon maaf sebesar-besarnya, Buya sudah tidak ada. Mohon dimintakan permintaan maaf atas nama Buya.” tutur pria yang akrab dipanggi Gus Ami’ tersebut.
Menurut informasi yang tersebar, almarhum yang sering disapa santri-santrinya dengan nama Buya/Yai Rul tersebut meninggal dunia menjelang waktu shubuh, ketika sedang dalam keadaan tidur. Seusai menghadiri puncak Haul Kiai Munawwir di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta.
“Setelah itu istirahat di penginapan, pagi menjelang Shubuh dibangunkan sampun kapundut (sudah meninggal),” terang Ilzami Zimama Haqq, salah satu putri almarhum.
“Insyaallah Buya khusnul khotimah, meninggal di hari Jum’at. Menghembuskan nafas terakhir setelah malamnya menghadiri Haul,” tutur Sahal Mahbub, alumni Tarbiyatut Tholabah yang meneruskan studi di Krapyak. Sahal juga sedang kebetulan membersamai Yai Rul menghadiri Haul.
Sebagai informasi, Almarhum K.H Moh. Nasrullah Baqir (insyaallah) akan disalatkan di Masjid Pondok Kranji bada ashar, selanjutnya akan dibawa ke komplek pemakaman keluarga Pondok Kranji untuk tahlil dan doa bersama.
Almarhum tutup usia di umur 58 tahun, wafat di tanggal yang sama dengan tanggal kelahiran, bertepatan di hari ulang tahunnya: 13 Desember 1966 – 13 Desember 2024.
Anjuran Salat Gaib dari PCNU Lamongan
Kabar meninggalnya K.H Nasrullah Baqir melahirkan kedukaan yang mendalam, tidak hanya untuk keluarga ndalem, santri serta segenap alumni Pondok Kranji, namun juga dirasakan seluruh warga Kranji dan seantero masyarakat Kabupaten Lamongan.
Oleh sebabnya, Pengurus Cabang Nadhatul Ulama (PCNU) Lamongan menerbitkan surat instruksi untuk salat gaib dan mendoakan tidak hanya pada mereka yang merasa kehilangan almarhum, namun juga kepada mereka yang percaya bahwa doa-doa baik tak pernah mengenal jarak, juga waktu.
“Sehubungan dengan kabar duka tersebut, dengan hal ini PCNU Lamongan menginstruksikan kepada Majelis Wakil Cabang Nadhatul Ulama dan Pengurus Ranting Nadhatul Ulama se-PCNU Lamongan serta warga NU untuk menyelenggarakan shalat gaib dan tahlil untuk almarhum,” kutip rilis yang diteken Rais (K.H Salim Azhar), Katib (Dr. Sahrul Munir), Ketua (Supandi Awaluddin) dan Sekretaris (Imam Ghazali) PCNU Lamongan.
KH. Moh Nasrullah Baqir, Pengasuh Kelima Pondok Pesantren Tertua di Kabupaten Lamongan
Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah (Tabah) atau yang lebih dikenal dengan “Pondok Kranji”, terletak tepat di kawasan pantai utara Lamongan, tidak jauh dari makam Sunan Drajat. Pondok pesantren ini terletak di Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Pondok Kranji didirikan K.H Musthofa pada tahun 1898 M/1316 H. Merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa Timur dan tertua di Lamongan–yang masih eksis.
Setelah Kiai Musthofa wafat, Pondok Kranji diasuh KH. Abdul Karim Musthofa sebagai pengasuh kedua. Selanjutnya, setelah kepemimpinan kiai Abdul Karim, pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah diasuh oleh KH. Adelan Abdul Qodir sebagai generasi ketiga.
Kemudian dilanjutkan oleh KH. Moh. Baqir Adelan setelah kiai Adelan wafat sebagai pengasuh keempat. Setelah Kiai Baqir wafat tahun 2006 M, Pondok Kranji dipimpin oleh puteranya, KH. Moh. Nashrullah Baqir.
Mulai tahun 2006, almarhum K.H Moh. Nasrullah Baqir menahkodai Pondok Kranji. Sebagai pengasuh kelima, K.H. Moh Nasrullah Baqir senantiasa merawat Pondok Kranji hingga sebesar sekarang. Membentuk santri denga suri tauladan dan nilai-nilai, melahirkan alumni-alumni yang ‘bermanfaat’ terhadap sesama.
Kini, Pondok pesantren ini mempunyai lembaga formal, antara lain, Taman Kanak-kanak (TK) Muslimat NU, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah Umum (MAU), Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Diniyah, dan Institut Agama islam (IAI) Tarbiyatut Tholabah.