Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kiprah Saka Wetan Ajak Anak-anak Lestarikan Seni Tradisi Reog

Kiprah Saka Wetan Ajak Anak-anak Lestarikan Seni Tradisi Reog



Berita Baru Jatim, Jember – Halaman rumah Avied Sanjaya di Dusun Krajan RT 05 RW 01 Desa Kesilir, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur selalu dipenuhi anak-anak dari jenjang TK hingga SD setiap Minggu pagi.

Di rumah merangkap sanggar Kiprah Saka Wetan itu, mereka bukan sekadar berkumpul dan bermain, namun juga berlatih Reog, kesenian tradisional asal Ponorogo.

Kegiatan tersebut telah berlangsung sejak tiga bulan lalu. Saat mendirikan sanggar pada 2019 lalu, mulanya Avied hanya berfokus pada pengembangan kesenian reog bagi remaja dan orang dewasa.

Namun, seiring berjalannya waktu, sanggarnya juga menjadi tempat untuk mengembangkan sejumlah kesenian jawa timuran. Termasuk pula membuka latihan reog dan tari kreasi untuk anak-anak.

“Dulu awalnya iseng aja, anak-anak suka mengumpul di rumah saya. Kok saya lihat eman-eman kalau sekadar ngumpul tanpa ada kegiatan yang positif,” ujar pria yang telah menggeluti kesenian reog sejak 2008 itu.

Atas dasar itulah ia lantas mengajak anak-anak untuk ikut berlatih reog.

Lebih lanjut, menurutnya, mengajak anak-anak berlatih reog bukan sekadar upayanya untuk melestarikan kesenian tradisional, namun di dalamnya juga terdapat pembentukan karakter.

“Zaman sekarang kan sudah jarang anak-anak yang mengenal bahkan sekadar ingin tahu seni tradisi, padahal itu kan tradisi mereka sendiri,” tuturnya.

“Padahal, dalam seni tradisi itu menyimpan banyak nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter anak, kentara sekali perbedaan anak yang mendalami seni tradisi dan tidak,” tambahnya.

Perbedaan itu, di antaranya dapat dilihat dari kecenderungan bersosial anak-anak di masyarakat. Juga dari segi tata krama dan tingkat rasa percaya diri. Menurutnya, anak-anak yang menggeluti seni tradisi sejak kecil cenderung lebih unggul dalam 3 hal tersebut.

Tak tanggung-tanggung, demi memastikan nilai seni tradisi reog tertanam kepada anak-anak, setiap beberapa bulan Avied turun bertanya langsung kepada para orangtua anak-anak.

“Tiga bulan sekali biasanya saya tanya kepada orangtuanya, ada perkembangan tidak, misalnya mulai memakai boso (bahasa krama) saat bicara kepada orangtua atau yang lain,” jelasnya.

Selain terus berkesenian, kini Avied juga menggeluti pembuatan sejumlah properti reog di rumahnya. *

beras