Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Komunitas Selapanan Sastra Gelar Bedah Buku "Orde Batu" Karya Ali Ibnu Anwar. (Dok. Foto: Beritabaru.co/Istimewa)
Komunitas Selapanan Sastra Gelar Bedah Buku “Orde Batu” Karya Ali Ibnu Anwar. (Dok. Foto: Beritabaru.co/Istimewa)

Komunitas Selapanan Sastra Gelar Bedah Buku “Orde Batu” Karya Ali Ibnu Anwar



Berita Baru Jatim, Bayuwangi – Komunitas Salapanan Sastra menggelar Bedah Buku “Orde Batu” karya Ali Ibnu Anwar seorang penyair sekaligus penulis dari kota Jember, pada Sabtu (19/12/2020) yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pegiat maupun penikmat sastra, dan juga ada beberapa Komunitas, Sastrawan yang tak asing lagi namanya di Kota Banyuwangi, seperti Fatah Yasin Noor, Taufiq Wr Hidayat, dan Yons DD.

Komunitas Selapanan Sastra Gelar Bedah Buku "Orde Batu" Karya Ali Ibnu Anwar
Komunitas Selapanan Sastra Gelar Bedah Buku “Orde Batu” Karya Ali Ibnu Anwar. (Dok. Foto: Beritabaru.co/Istimewa)

Acara Bedah Buku dibuka dengan pembacaan Puisi dan akustik yang ditampilkan, kegiatan berjalan meriah, hingga mampu menghipnotis audien yang hadir.

Komite Sastra DKB Banyuwangi, Fatah Yasin Noor menyebutkan bahwa batu Kelumpang menjadi awal dalam membuka penglihatan tentang beberapa zaman tradisi telah dirusak oleh modernisasi zaman yang kian merajalela.

“Struktur kebahasaan prosais menjadi gaya seorang penulis dalam menerka kejadian. Baik kejadian hari ini ataupun kejadi dimasa lalu, bahkan kejadian dimasa mendatang,” kata Fatah Yasin.

Sementara itu, ketua Lesbumi NU Jember, Siswanto, menyampaikan bahwa puisi-puisi Ali Ibnu Anwar dalam antologi puisinya “Orde Batu” menyajikan narasi-narasi pastoral, ada wacana advokasi lingkungan yang diekspresikan oleh pengarang.

Selain itu, pemerhati sastra dari Madura ini juga memberikan pandangannya bahwasanya puisi-puisi dalam “Orde Batu” bukan hanya hasil dari imajinasi akan tetapi dari hasil riset yang serius terkait humanitas dan konflik-konflik ekologis, imbuhnya.

Hal tersebut juga diamini oleh penulis, Ali Ibnu Anwar, bahwa puisi-puisinya banyak lahir dari konflik agraria di Jenggawah Jember tempat kelahirannya. Penulis menyaksikan langsung bagaimana konflik tersebut terjadi, baik proses maupun dampaknya.

“Hingga saat ini, konflik agraria di Jenggawah belum tuntas dan banyaknya gumuk-gumuk di Jember yang semakin lama semakin habis dieksploitasi,” ungkapya.

Yon’s DD selaku seniman Banyuwangi dengan lagu fenomenalnya Amuke Selat Bali juga mengapresiasi tentang karya tulisan yang dihasilkan dari riset terlebih dahulu.

Adapun Taufiq Wr. Hidayat dalam memberikan pandangannya untuk menjadi seorang penulis puisi yang baik maka jangan keluar dari imajinasi kita sendiri. Begitupun pandangan dari Fatah Yasin Noor selaku sastrawan Banyuwangi itu.

beras