Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KOPRI Jember Adakan FSKP Bahas Tentang Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi
Korp PMII Putri (KOPRI) Jember Adakan FSKP Bahas Tentang Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi

KOPRI Jember Adakan FSKP Bahas Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi



Berita Baru Jatim, Jember — Korp PMII Putri (KOPRI) Jember melaksanakan Forum Silaturahim Kader Putri (FSKP) dengan mengangkat tema “Mencapai Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi” serta Sosialisasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, pada Rabu (22/7) yang berlangsung di Aula IKAPMII Jember.

Kegiatan ini bersinergi dengan KPU Jember sekaligus mendatangkan Ahmad Hanafi, SE., MM Komisioner KPU Jember Divisi Data dan Informasi sebagai pembicara. Acara tersebut dihadiri 30 peserta kader putri perwakilan rayon/komisariat se-Jember.

Sebelum menguraikan beberapa hal soal teknis pemilihan kepala daerah di masa pandemi, sahabat Hanafi menjelaskan bagaimana sebenarnya hukum politik sudah berpihak kepada perempuan untuk mencapai sebuah kedaulatan.

“Partai politik ketika ingin mengusungkan calon maka 30% dari jumlah yang diusung harus perempuan. Ini berarti hukum politik kita tidak memberikan hambatan kepada perempuan untuk juga berperan, namun motivasi juga harus berasal dari internal,” terang Hanafi.

KOPRI Jember Adakan FSKP Bahas Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi
Korp PMII Putri (KOPRI) Jember Adakan FSKP Bahas Tentang Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi


Keterangan tersebut direspon Rofi selaku ketua Kopri Jember, “memang iya perempuan memperoleh jatah 30% dari jumlah calon yang diusung, namun sangat disayangkan dalam hal prakteknya pemenuhan kuota tersebut tak jarang hanya sebagai formalitas. Dalam artian perempuan yang diusung hanya untuk memenuhi kuota tanpa mempertimbangkan kualitas” ungkapnya.

“Yang bisa kita lakukan sebagai pemilih atau yang mempunyai hak pilih, tentu adalah pengawalan pada proses demokrasi ini, baik pemilu maupun pilkada ini harus menjadi salah satu perhatian kita sebab akan menentukan pimpinan daerah ke depan. Setidaknya kita bisa melakukan pengawalan di masyarakat terkait haknya sebagai pemilih dan aksesnya dalam mengenali calon pemimpin” Imbuh Rofi.

Renda, salah satu peserta dari komisariat IAIN Jember mengeluhkesahkan soal kursi strategis yang kebanyakan tidak diisi oleh mereka yang memiliki background aktivis hanya karena modal politik yang begitu banyak, sehingga dia menanyakan “kenapa politik Indonesia seperti itu?”

KOPRI Jember Adakan FSKP Bahas Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi
Korp PMII Putri (KOPRI) Jember Adakan FSKP Bahas Tentang Kedaulatan Perempuan pada Proses Demokrasi

Sahabat Hanafi memberikan keterangan bahwa hal itu disebabkan karena sistem politik kita. Dulu kita menganut sistem politik proporsional tertutup, artinya keterpilihan berdasarkan nomor urut partai sehingga kampanye dilakukan oleh partai tidak secara perseorangan calon. Kemudian hari ini sistem politik itu berubah menjadi proporsional terbuka, calon bertarung terbuka, kampanye sendiri itulah sebab mereka berani mengeluarkan modal banyak.

Selain karena sebab diatas, ada faktor yang berasal dari internal. Cara pandang masyarakat terhadap politik yang katanya kotor, sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk menjauhinya “Orang-orang baik dan memiliki kemampuan mengambil jarak, jadi tidak heran jika posisi strategis hari ini tidak diisi oleh mereka yang memikiki background aktifis,” pungkas Hanafi.

beras