Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kumpulan Puisi Gus Mus Bertemakan Nabi Muhammad SAW
Musthofa Bisri Rais Am Syuriah PBNU Kompas/Heru Sri Kumoro (KUM) 27-05-2015

Kumpulan Puisi Gus Mus Bertemakan Nabi Muhammad SAW



Berita Baru, Surabaya – KH. A. Musthofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus merupakan seorang penyair, kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944.

Karya-karyanya sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Saat ini, Gus Mus menjadi mengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Berita Baru mengumpulkan puisi Gus Mus yang bertemakan Nabi Muhammad SAW. Berikut puisi-puisinya:

Aku Merindukanmu, O, Muhammadku

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Aku merindukanmu, o, Muhammadku
Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah
Menatap mataku yang tak berdaya
Sementara tangan-tangan perkasa
Terus mempermainkan kelemahan
Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan
Mencari-cari tangan
Lembut-wibawamu
Dari dada-dada tipis papan
Terus kudengar suara serutan
Derita mengiris berkepanjangan
Dan kepongahan tingkah-meningkah
Telingaku pun kutelengkan
Berharap sesekali mendengar
Merdu-menghibur suaramu

Aku merindukanmu, O, Muhammadku
Ribuan tangan gurita keserakahan

Menjulur-julur kesana kemari
Mencari mangsa memakan korban 
Melilit bumi meretas harapan
Aku pun dengan sisa-sisa suaraku
Mencoba memanggil-manggilmu

O, Muhammadku, O, Muhammadku!
Di mana-mana sesama saudara
Saling cakar berebut benar
Sambil terus berbuat kesalahan
Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan
Masing-masing mereka yang berkepentingan
Aku pun meninggalkan mereka
Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku
Sekian banyak Abu jahal Abu Lahab
Menitis ke sekian banyak umatmu

O, Muhammadku – selawat dan salam bagimu –
bagaimana melawan gelombang kebodohan
Dan kecongkaan yang telah tergayakan
Bagaimana memerangi
Umat sendiri? O, Muhammadku
Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Aku sungguh merindukanmu

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Engkau mentari
Aku bumi malam hari
Bila tak kau sinari
Dari mana cahaya akan kucari?

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau purnama
yang menebarkan senyum kemana-mana
Aku pekat malam tanpa rona

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau mata air
Aku di muara
Di mana kucari jernihmu

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku
Engkau samudra
Aku di pantai
Hanya termangu

Engkau merdeka
Aku terbelenggu

Engkau ilmu

Aku kebodohan

Engkau bijaksana
Aku semena-mena
Diammu tafakkur
Diamku mendengkur

Bicaramu pencerahan
Bicaraku ocehan
Engkau memberi
Aku meminta
Engkau mengajak
Aku memaksa

Engkau kaya dari dalam
Aku miskin luar-dalam
Miskin bagimu adalah pilihan
Miskin bagiku adalah keterpaksaan

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Ya Rasullullah….

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Ya Rasulullah… aku ingin menjadi santri berbaju putih yang tiba-tiba datang menghadapmu, duduk menyentuhkan lututnya pada lututmu yang agung dan meletakkan telapak tangannya di atas paha muliamu,

lalu aku akan bertanya….???

Ya Rasulullah… tentang Islamku,
Ya Rasulullah… tentang Imanku,
Ya Rasulullah… tentang Ihsanku.

Ya Rasulullah…
Mulut dan hatiku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa engkaulah utusan Qllah tapi ku sembah jua diriku, Astaghfirullah….
Dan risalahmu hanya ku baca bagai sejarah.

Ya Rasulullah…
Setiap saat jasadku solat setiap kali diriku bersimpuh diriku juga yang ku ingat, setiap saat ku baca shalawat setiap saat tak lupa ku sampaikan salam

Assalamu ‘alaika ayyuhan Nabiyu warahmatullahu wabarokatuh”

salam padamu wahai nabi juga rahmat dan berkat allah tapi tak pernah ku sadari apakah di hadapanku kau menjawab salamku bahkan apakah aku menyalamimu. 

Ya Rasulullah… ragaku berpuasa dan jiwaku ku lepas bagai kuda
Ya Rasulullah… sekali-kali ku bayar zakat dengan niat mendapat balasan kontan dan berlipat
Ya Rasulullah… aku pernah naik haji sambil menaikkan gengsi.

Ya Rasulullah… Sudah Islamkah aku?
Ya Rasulullah…
Aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya, aku percaya malaikat, percaya kitab suci-Nya , percaya Nabi-nabi utusan-Nya, aku percaya akhirat, percaya Qada’ Qadar-Nya seperti yang ku catat dan ku hafal dari Ustaz, tapi aku tak tahu seberapa besar itu mempengaruhi kelakuanku.

Ya Rasulullah… sudah Imankah aku…?
Ya Rasulullah… ku dengar panggilan aku menghadap Allah tapi apakah Dia menjumpaiku sementara wajah dan hatiku tak menentu.

Ya Rasulullah… dapatkah aku berihsan…???
Ya Rasulullah… ku ingin menatap meski sekejap wajahmu yang elok mengelok setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulullah… ku ingin mereguk senyummu yang segar setelah dahaga di padang kehidupan hambar hampir membuatku terkapar.

Ya Rasulullah… meski secercah titiskan pada ku cahayamu buat bekalku sekali lagi menghampiri-Nya.

beras