LPDP Lakukan Visitasi Online Kepada Tim Periset LP2M UNEJ
Berita Baru Jatim, Banyuwangi — Tim periset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) LP2M Universitas Jember yang telah menyelesaikan risetnya hingga tahun kedua, kali ini mendapat giliran visitasi secara online pada, Kamis, 22 Oktober 2020.
Tim periset diketuai oleh Novi Anoegrajekti beserta 6 (enam) anggota, yaitu Asrumi, Latifatul Izzah, M. Zamroni dari Universitas Jember, Latif Bustami dari Universitas Negeri Malang, Rendra Wirawan dari STIE Widyagama Lumajang, dan Sudartomo Macaryus dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Riset berjudul “Optimalisasi Potensi Budaya Using dan Industri Kreatif Banyuwangi untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan” ini mengambil lokasi di Banyuwangi dan melibatkan mitra riset Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Yayasan Kiling Osing Banyuwangi, dan Sanggar Tari “Sayu Sarinah”.
Sementara itu, tim LPDP yang hadir adalah Prof. Dr. Sumardjo, Bapak Yudo Windiarto, dan Bapak Diki Chandra Setiawan.
Pada tahun kedua, diadakan kegiatan pelatihan untuk menghasilkan tenaga terampil untuk menghasilkan produk berupa batik gandrung, film dokumenter, narasi seblang, cerita rakyat, dan manajemen industri kreatif. Tim periset juga memperluas mitra riset dengan menjalin kerja sama dengan Godho Batik, Karang Taruna Kelurahan Bakungan, Ketua Adat Seblang Bakungan, Bapak Suhalik (Pengamat sejarah Banyuwangi), dan HIPMI Kabupaten Banyuwangi.
Visitasi yang dilakukan oleh Tim dari LPDP tersebut dikuti oleh seluruh anggota tim periset dan mitra riset. “Riset yang dilakukan oleh tim periset LPDP dari Universitas Jember dan beberapa perguruan tinggi Jawa Timur dan Yogyakarta ini memberikan hasil nyata yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Aekanu Hariyono yang dilibatkan sebagai mitra riset.
Hal tersebut terasa dalam pengembangan industri kreatif yang memerlukan keterlibatan pemerintah, pemodal, pelaku budaya, masyarakat, dan akademisi. Oleh karena itu perjalanan riset ini memperluas jalinan kerja sama dengan pengusaha, masyarakat adat, pemerhati budaya, dan organisasi profesi.
Riset yang didanai hibah dari LPDP ini pada tahun pertama telah menghasilkan “Naskah Akademik: Kebijakan Optimalisasi Potensi Budaya Using dan Industri Kreatif Banyuwangi” yang hasilnya diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai mitra riset untuk ditindaklanjuti diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Selanjutnya pada riset tahun kedua, naskah akademik tersebut ditindaklanjuti tim periset menjadi naskah “Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi tentang Optimalisasi Potensi Budaya Using” yang sudah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan sudah ditindaklanjuti diserahkan kepada Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
“Proses penyusunan Naskah Akademik hingga Ranperda tersebut dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan melibatkan kalangan birokrat, budayawan, stakeholder, kalangan pengusaha, pelaku seni, dan masyarakat pendukung budaya Using Banyuwangi” papar Novi Anoegrajekti, ketua tim riset.
Novi juga menerangkan bahwa Perda tentang Optimalisasi Potensi Budaya Using tersebut diharapkan menjadi payung hukum dari beragam kegiatan dan optimalisasi potensi budaya Using khususnya dan budaya Banyuwangi pada umumnya dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat berbasis budaya.
“Proses hukum Perda ini akan dikolaborasikan dengan naskah akademik yang lain dan menjadi satu Perda tentang kebudayaan,” ujar Choliqul Ridha yang hadir mewakili mitra riset, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
Sedangkan Aekanu Hariyono menyampaikan, “Hasil riset tim LPDP ini menjadikan anak-anak muda yang terlibat dalam pelatihan memiliki kebanggaan terhadap budayanya. Batik yang semula diasumsikan untuk orang tua dan resmi, kini menjadi bagian produk yang mereka hidupi. Peserta pelatihan narasi seblang menjadi garda depan yang terlibat aktif dalam pergelaran ritual tahun 2020,” jelasnya.
Pengembangan industri kreatif berbasis budaya yang melibatkan masyarakat ini antara lain telah menghasilkan desain motif batik gandrung yang telah diproduksi secara terbatas dan diikutsertakan pada pameran batik di Banyuwangi dan di Universitas Jember. Hasil lainnya berupa film dokumenter seblang bakungan yang sudah diunggah di youtube, naskah Narasi Seblang Bakungan dalam 2 (dua) bahasa (Indonesia dan Inggris) diterapkan pada ritual Seblang Bakungan tahun 2018 dan dalam 3 (tiga) bahasa (Indonesia, Using, Inggris) diterapkan pada tahun 2019.
“Kami berharap hasil riset ini ditindaklanjuti dengan pelatihan-pelatihan untuk menghasilkan tenaga terampil yang akan menghasilkan produk industri kreatif,” tegas Novi Anoegrajekti.
Tim dari LPDP berharap hasil riset ini terus berjalan dan mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu terjawab dengan adanya beragam produk yang dihasilkan oleh para peserta pelatihan.
“Ada M. Zamroni yang masih terus menjalin komunikasi dengan peserta pelatihan film dokumenter, menyampaikan bahwa mereka telah memproduksi film pendek tentang kegiatan posyandu di 10 (sepuluh) dusun Bakungan. Sedangkan Asrumi menyampaikan bahwa pelatihan batik memunculkan kreasi kompor listrik yang tidak terpengruh oleh angin, seperti kompor gas atau minyak,” terang tim periset diwakili Novi.
Ke depan, tim periset berencana untuk melanjutkan program riset komersial. Gambaran awal tim periset, mitra riset, pemerintah, masyarakat, dan stakeholder akan mengembangkan sentra industri batik, kuliner, atau seblang park untuk mendukung pengembangan pariwisata dan menghidupkan industri kreatif di Banyuwangi.