Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lupa Tidak Membaca Niat Puasa dan Sahur, Apakah Puasanya Batal? Begini Kata Buya Yahya
Buya Yahya

Lupa Tidak Membaca Niat Puasa dan Sahur, Apakah Puasanya Batal? Begini Kata Buya Yahya



Berita Baru, Surabaya – Bagaimanakah hukumnya bila lupa tidak membaca niat puasa dan sahur? Apakah puasanya batal? Begini kata Buya Yahya.

Setiap muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka diwajibkan untuk membaca niat puasa dan dianjurkan untuk menyantap sahur.

Begitu pentingnya membaca niat puasa di malam hari sebelum masuk waktu subuh sampai-sampai Imam Malik merekomendasikan setiap muslim untuk membaca niat puasa dengan maksud 1 bulan penuh untuk berjaga-jaga bila sampai lupa membacanya.

Selain itu, anjuran santap sahur sebelum waktu imsak ialah agar pada saat berpuasa bisa tahan akan rasa lapar dan haus hingga masuk waktunya berbuka puasa.

Lantas bagaimanakah hukumnya bila sampai lupa tidak membaca niat puasa dan sahur? Apakah puasanya batal?

Berikut penjelasan Buya Yahya dilansir dari kanal Youtube Al-Bahjah TV yang tayang 3 Juni 2019 lalu tentang hukum puasa Ramadhan yang lupa untuk diniati dan tidak disertai dengan santap sahur terlebih dahulu.

Buya Yahya mengungkapkan mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Ramadhan yang tidak disertai dengan niat dan santap sahur terlebih dahulu maka puasanya dianggap batal.

“Bagi siapa pun yang tidak menginapkan niat di malam hari, dan juga tidak sahur, maka puasanya tidak sah menurut jumhur ulama,” kata Buya.

Namun, Buya Yahya juga mengutip pendapat dari Sayyid Alwi Assegaf.

“Akan tapi kita ingat Sayyid Alwi Assegaf Mufti Makkah waktu itu menulis mengingatkan kita, untuk orang awam kita perlu memberikan fatwa yang paling sesuai dengan keadaan mereka,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Buya menerangkan bahwa bila memang lupanya akan niat itu tidak dilandasi dengan kesengajaan, maka boleh melanjutkan puasanya (sah).

“Jika memang kasusnya benar-benar lupa, bukan dia main-main,” jelas Buya Yahya.

Kemudian Buya mencontohkan, apabila seseorang yang karena saking sibuknya sehingga membuatnya lupa membaca niat dan tidak sempat makan sahur, namun dirinya mampu untuk melanjutkan puasanya, maka menurut madzhab Imam Abu Hanifa orang tersebut bisa melanjutkan puasanya dan berniat di pagi hari.

“Barang siapa di pagi harinya kalau dia lupa belum niat, dan ingin berpuasa, maka hendaknya dia niat, ikut mazhab Abu Hanifa,” terangnya.

Menurut Buya, keinginan orang awam untuk berpuasa patut diapresiasi dan diberi kemudahan agar dirinya selalu semangat dalam menjalankan ibadah puasa.

“Boleh melakukan niat pagi hari, namun dengan catatan, dia belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa,” ujarnya kemudian.

beras