MAGANA UNUJA Gelar Pelatihan Penanggulangan Bencana Selama Dua Hari
Berita Baru Jatim, Probolinggo — Mahasiswa Siaga Bencana (MAGANA) Universitas Nurul Jadid (UNUJA), menggelar Pelatihan Penanggulangan Bencana dengan bertajuk “Konwledge Improvement of Mitigation” secara hybird, pada 12 hingga 13 Oktober.
Baitus Sholehah selaku Pembina Magana, menjelaskan, di daerah Probolinggo sering terjadi bencana. Oeh sebab itu, semua pihak harus terlibat khususnya Mahasiswa, karena masyarakat perlu adanya bimbinngan dalam penanggulangan bencana.
“Kegiatan tersebut diadakan selama dua hari, hari pertama pemantapan materi penanggulangan bencana secara daring yang bertempat di Wisma Dosen. Narasumber dalam kegiatan itu diantaranya, Dr Ali Haedar Sp. EM, Ns Baitus Sholehah., M.Kep dan Zainal Ansori, SP. MMA,” ungkapnya.
Hari kedua, lanjut Bu Baitus sapaan akrbanya, simulasi kebencanaan yang bertempat di halaman UNUJA seperti kebakaran dan gempa bumi serta pembentukan tenda darurat. Simulasi tersebut langsung dilatih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo.
“Diharapkan Mahasiswa bisa terjun ke daerah bencana dan memiliki modal awal untuk melakukan pengurangan resiko, mitigasi bencana dan penyuluhan kepada masyarakat,” harapnya.
Supervior Pusat Pengendalian Penanggulangan Bencana, Kabupaten Probolinggo, Ari Setiawan, mengutarakan, diadakannya simulasi itu, agar melatih kesiapsiagaan mahasiswa dalam penanggulangan bencana.
“Semoga kegiatan ini tidak selesai di simulasi dan pelatihan-pelatihan saja, melainkan bisa bekerja sama untuk mengurangi resiko bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Tah hanya itu, Mahasiswa mampu memberikan edukasi dan membentuk Desa siap siaga,” ujarnya.
Abd Rohman, salah satu peserta Magana, mengaku mengikuti kegiatan tersebut pertama kali dan ia mendapatkan banya ilmu tentang penanggulangan bencana.
“Semoga Magana kedepannya terus mengembangkan pengetahuan dan mengamalkan ilmunya sehingga pulang kemasyarakat bisa membantu persoalan bencan yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dauhnya pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, saya tidak rela santri saya tidak berjuang di masyarakat,” tutupnya.