Mahasiswa KKN BTV 3 Sulap Tempe Jadi Jajan Kekinian untuk Meningkatkan Penghasilan di Masa Pandemi Covid 19
Berita Baru Jatim, Jember — KKN III Back To Village Universitas Jember kembali digelar.
Ni Putu Yuliana, salah satu mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Jember mengambil tema Pemberdayaan Wirausaha Masarakat Terdampak Covid-19 pada program KKN BTV 3 ini untuk memberikan sebuah inovasi baru kepada UMKM industri tempe di Desa Sukowiryo, Kabupaten Bondowoso dengan bantuan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Ir. Sundahri, PGDip.Agr.Sc., M.P.
Menurut Ana (31/09), wabah pandemi virus Covid-19 di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur telah berdampak pada pabrik industri tempe milik bapak Ilyas. Hal ini disebabkan karena harga bahan baku pembuatan tempe yang melonjak.
“Kebutuhan sehari – hari sudah cukup, hanya saja ada kenaikan harga kedelai” ungkap bapak Ilyas, pemilik industri tempe di Kawasan Desa Sukowiryo kepada Ana mahasiswa KKN 15 BTV 3 Universitas Jember, Kamis (12/8/2021).
Ana menambahkan, usaha industri tempe milik bapak Ilyas berdiri sejak tahun 2002, selama berdirinya usaha ini, beliau memasarkan produk tempe dengan sendiri tanpa bantuan pekerja dan beliau pun mengolah tempe hanya bersama istrinya.
Berdasarkan hal tersebut, Ana memberikan kontribusi berbentuk edukasi tentang wirausaha melalui pemasaran produk secara modern dan pengembangan produk menjadi aneka makanan.
Maka dari itu, mahasiswa KKN BTV 3 ini membuat olahan tempe berupa brownies tempe dengan melibatkan ibu – ibu rumah tangga warga sekitar pabrik industri tempe.
“Saya berharap dengan olahan tempe ini, dapat meningkatkan citra tempe yang sudah merakyat di seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Ana
Hal ini menjadi sesuatu yang baru dan menarik bagi ibu – ibu warga Desa Sukowiryo. Antusiasme dari ibu – ibu membuat Ana semakin semangat untuk mengajarkan serta mengembakan inovasi produk ini. Pada pelatiham ini, mahasiswa KKN 15 BTV 3 ini mengajarkan mulai dari proses pembuatan brownies, pengemasan hingga pemasaran melalui media sosial.
“Adanya pengembangan produk ini, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan produk yang menambah nilai jual tempe,” pungkasnya.