Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mahasiswa KKN Unej Inisiasi Pembentukan Kelompok Peduli Sampah di Desa Cangkring
Penyerahan SK Pembentukan Unit Kelompok “Peduli Sampah” Desa Cangkring oleh Sekretaris Desa kepada Ketua Kelompok Peduli Sampah.

Mahasiswa KKN Unej Inisiasi Pembentukan Kelompok Peduli Sampah di Desa Cangkring



Berita Baru, Bondowoso – Lonjakan sampah kian mengkhawatirkan. Kondisi ini tak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Seperti yang terjadi di Desa Cangkring, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso. Desa yang terletak di kaki bukit itu memiliki permasalahan sampah.

“Kepedulian masyarakat terhadap sampah masih rendah. Banyak yang masih membuang sampah di sungai, pinggir jalan, dan bahkan di selokan,” terang Ismaryono, Kepala Desa Cangkring.

Penanganan masalah sampah memang bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan dukungan berbagai pihak dan waktu agar program tersebut dapat berhasil. Ismaryono juga menambahkan jika desa telah berinisiatif untuk mengelola sampah agar mengurangi produksi sampah yang dibuang dan mengurangi pencemaran lingkungan. Namun niat baik tersebut masih terkendala sumber daya manusia, lahan untuk tempat pembuangan sampah, dan anggaran yang telah dialokasikan untuk menangani Covid-19.

Di tengah persoalan terbatasnya volume daya tampung TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dan kepedulian masyarakat yang belum optimal terhadap sampah, mahasiswa KKN UNEJ membuat langkah sigap agar dapat mencegah penumpukan sampah, yaitu memberikan edukasi dan menghimbau masyarakat agar dapat mengelola sampahnya dengan baik.

Edukasi mengenai pengelolaan sampah dikemas dalam bentuk sosialisasi peduli sampah yang berisi serangkaian kegiatan, antara lain sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik secara door to door serta sosialisasi pembuatan eco enzyme dan pupuk organik cair (POC) dari sampah dapur.

Sosialisasi pemilahan sampah merupakan suatu bentuk edukasi kepada masyarakat Desa Cangkring untuk mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah. Tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk merangsang kepekaan masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan menambah wawasan masyarakat mengenai jenis-jenis sampah.

Sedangkan sosialisasi pembuatan eco enzyme dan pupuk organik cair (POC) dari sampah dapur merupakan lanjutan dari sosialisasi sebelumnya. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat jika tidak semua sampah harus berakhir di tempat pembuangan sampah dikarenakan ada beberapa jenis sampah yang bisa diolah, contohnya seperti sampah dapur (sampah organik).

Ismaryono, Kepala Desa Cangkring., menuturkan jika peran aktif masyarakat di Desa Cangkring sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi volume di tempat pembuangan sampah.

“Semua pihak harus bekerja sama terkait dengan pengelolaan sampah, khususnya pihak-pihak terkait agar memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bisa lebih peduli dalam mengolah dan memilah sendiri sampahnya, dimulai dari rumah tangga masing-masing,” ujarnya.

Dari hal inilah terbentuk kelompok peduli sampah di Desa Cangkring yang telah disahkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa Cangkring tentang Pembentukan Unit Kelompok “Peduli Sampah” Desa Cangkring. Kelompok inilah yang nantinya akan mengurus hal-hal terkait pengelolaan sampah di Desa Cangkring.

“Kalau di kota-kota misalnya ada pasukan orange, ada banyak bank sampah, dan komunitas peduli sampah lainnya yang mana jika itu memang efektif bisa kita terapkan juga di Desa Cangkring ini. Pada akhirnya dengan semua upaya ini masyarakat akan memiliki kebiasaan untuk mengurangi sampah. Itu yang penting,” kata Hafid Alviansyah, Ketua Kelompok Peduli Sampah.

“Nama kelompok peduli sampah ini merupakan hasil dari diskusi dengan beberapa kelompok masyarakat dan perangkat desa. Dinamakan demikian karena melambangkan kegiatan utama kelompok tersebut, yaitu mengelola sampah yang tadinya tidak bernilai menjadi bernilai,” ujar Rama Kusuma Sumantri, kordes KKN 306 Cangkring.

beras