Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Matinya Dominasi Hasan di 2 Tangan Kiai

Matinya Dominasi Hasan di 2 Tangan Kiai



MENJELANG Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sejumlah nama hadir menyambut kontestasi politik yang digelar dalam periode lima tahunan tersebut untuk menjadi kepala daerah di masing-masing Kota/Kabupaten juga Provinsi. Salah satu yang menarik untuk dibicarakan adalah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Probolinggo.

Sejumlah nama tokoh mulai menghiasi panggung demokrasi sebagai calon Bupati probolinggo untuk periode 2024-2029. Dari sekian nama tokoh tersebut, hanya dr. Muhammad Haris, (Gus Haris) dan Fahmi AHZ., S.Kom. (Lora Fahmi) yang digadang-gadang sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo yang diakui memiliki elektabilitas tertinggi. Bahkan disinyalir bakal menjadi calon tunggal dalam kontestasi politik mendatang.

Hal ini sebagaimana hasil survei terbaru Pilkada Probolinggo 2024 yang di rilis oleh Lembaga Survei LSI Denny JA. Hasil survey menunjukkan bahwa nama pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Muhammad Haris atau Gus Haris mendominasi sebagai kandidat calon bupati dengan elektabilitas tertinggi.

Menjelang Pilkada Probolinggo pada 27 November 2024 mendatang, beberapa nama kandidat muncul untuk berebut kursi bupati. Mereka di antaranya Abdul Malik Haramain (ketua PKB), Habib Mahdi (ketua PPP), Faisol Riza (anggota Fraksi PKB DPR RI), Habib Hadi Zainal Abidin (mantan Wali Kota Probolinggo). Selain itu, ada pula nama Hamid Wahid (Ra Hamid/Pengasuh PP Nurul Jadid Paiton), Muhammad Haris (Gus Haris/Pengasuh PP Zainul Hasan Genggong), Ugas Irwanto (Pj bupati Probolinggo), Zainal Arifin (ketua Garda Bangsa), Oka Mahendra (ketua Golkar), Zulmi Noor Hasani dan Dini Rahmania (putra dan putri eks bupati Probolinggo Hasan Aminudin).

Dengan metodologi multistage random sampling, survei yang dilaksanakan pada 25 Maret hingga 4 April 2024 dan melibatkan 440 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen menunjukkan hasil bahwa elektabilitas Gus Haris berada di posisi teratas dengan selisih di atas 40%-45% dari kandidat bacabup lainnya. Lebih lanjut, dalam simulasi LSI Denny JA dengan skenario empat kandidat paslon, elektabilitas Gus Haris mencapai 50,8% hingga 56,8%. Sedang pada simulasi tiga kandidat, angkanya naik menjadi antara 55,5% hingga 58,3%. Sementara, saat LSI Denny JA membuat simulasi dua kandidat paslon, calon bupati Gus Haris melejit dengan elektabilitas 55,9% hingga 61,8%.

“Secara umum, di semua simulasi pasangan, baik simulasi 5 calon, 4 calon, 3 calon dan dua calon, elektabilitas Gus Haris dan calon lainnya terpaut 40 persen hingga 50 persen. Dengan angka ini, siapapun yang menjadi wakil Gus Haris nanti, pasangan ini dipastikan akan memenangi pilbup dengan tingkat kepercayaan 95 persen,” ucap Ardian Sopa, direktur LSI Denny JA dalam keterangannya.

Lebih lanjut, kabar terbaru menyebutkan jika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi telah memberikan rekomendasi kepada Gus Haris – Ra Fahmi sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo untuk periode 2024-2029 yang dilaksanakan di kantor DPP PKB Jakarta pada Minggu (30/6/2024).

Rekom PKB ini cukup ditunggu untuk menyusul beberapa partai politik (Parpol) lainnya yang telah sepakat mengusung Gus Haris sebagai cabup. Partai-partai itu adalah Gerindra, Golkar, PPP, PKS, dan partai non parlemen. Partai-partai ini telah menetapkan nama pengasuh Ponpes Genggong itu sebagai cabup sambil menunggu pasangannya.

Yang menarik kemudian, setelah keluarnya rekom DPP PKB itu untuk pasangan Gus Haris – Ra Fahmi, setidaknya ada 2 tokoh lainnya yang sebelumnya digadang-gadang bakal memeriahkan kontestasi Pilkada menyatakan mundur. Adalah Supriyanto, Ketua Papdesi dan Zainal Arifin, Ketua Garda Bangsa Kabupaten Probolinggo yang memberikan pernyataan sikap ke publik untuk tidak turut serta di Pilbup Probolinggo mendatang.

Sebelumnya, kedua tokoh ini sudah digadang-gadang menjadi Bakal Calon Bupati dan sama-sama sudah mendaftarkan diri ke kantor PDIP Probolinggo. Supriyanto yang juga merupakan Kepala Desa (Kades) Sumberlele, Kraksaan telah menyerahkan formulir pendaftaran ke kantor PDIP ditemani ratusan perangkat dan kepala desa lainnya. Sementara Zainal Arifin yang juga Sekretaris DPC PKB Probolinggo juga memasang ratusan banner fotonya sebagai Calon Bupati di banyak titik di wilayah Kabupaten Probolinggo.

“Kami mohon maaf kepada seluruh tim dan juga masyarakat yang telah mendukung selama ini. Saya mengapresiasi DPP (PKB) yang merekomendasikan Gus Haris dan Ra Fahmi sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo Periode 2024-2029. Terimakasih juga kepada relawan. Tapi sebagai kader partai, kami tetap harus patuh dan taat pada putusan DPP dan kita semua harus mengawal dan harus memenangkan apa yang sudah menjadi keputusan DPP PKB,” kata Arif pada Selasa (2/7/2024) dikutip dari detik.com.

Sementara Supriyanto menyebut jika keputusannya mendaftar sebagai bacabup dan mundur dari pencalonan adalah hasil musyawarah bersama organisasi Papdesi Probolinggo. “Seperti mengukur baju yang ukurannya kurang pas. Maka kami memutuskan tidak melanjutkan maju kontestasi Pilkada dan kami tetap akan bersahabat dengan semua calon, terutama Gus Haris maupun lawannya nanti,” ungkapnya.

Dilain sisi, kabar majunya Gus Haris – Ra Fahmi tersebut dalam Pilbup Probolinggo mendapat respon dari Hasan Aminuddin, mantan Bupati Probolinggo. Hasan yang juga merupakan Ketua DPP NasDem, nampaknya tak terima dengan pesatnya elektabilitas Gus Haris hingga digadang-gadang menjadi calon tunggal tersebut.

Hasan menyebut jika sejak tahun 2003 hingga 2018 kemarin, pada pilkada di probolinggo tidak pernah terjadi seorang calon bupati melawan bumbung kosong. Sebab, menurut Hasan, pemilihan bupati adalah proses politik yang harus dilakukan dalam negara kesatuan Republik Indonesia.

“Pilbup Probolinggo merupakan proses penting dalam demokrasi Indonesia, khususnya di Kabupaten Probolinggo, yang telah mengalami perkembangan politik yang signifikan sejak era reformasi. Haruskah pesta demokrasi kali ini hanya diikuti satu pasangan calon? Itu berarti mundur,” kata Hasan Usai menjalani sidang lanjutan atas dakwaan TPPU dan gratifikasi di Pengadilan Tipikor Sidoarjo pada Kamis (20/06/2024).

Tidak hanya itu, Hasan Aminuddin juga secara tegas menyampaikan bahwa ia tidak akan menerima jika hanya ada satu pasangan calon. “Tulis, saya pasti menolak satu paslon dan akan mengusung paslon sendiri,” sebutnya.

Bahkan, tanpa ragu Hasan juga menyatakan bahwa keputusan partai yang dipimpinnya terkait calon bupati yang bakal diusung berada ditangannya. “Intinya DPP NasDem menyerahkan sepenuhnya keputusan, siapa yang akan diusung untuk calon bupati dan wakil Bupati kepada Hasan Aminuddin,” tandasnya.

Melihat respon demikian dari mantan Bupati Probolinggo tersebut, ada beberapa hal yang kemudian perlu dibahas. Berdasarkan tulisan Maulana Sholehodin, Ketua NCC (Nahdliyin Crisis Center), pertama Hasan telah melupakan esensi demokrasi sebagai supremasi hukum dan kepatuhan hukum. Bahwa dalam Undang-Undang, bumbung kosong ditujukan untuk melindungi hak konstitusional calon bupati ketika tidak mempunyai lawan agar supaya Pilkada tetap dapat dilangsungkan. Kedua, Hasan juga lupa bahwa bumbung kosong di probolinggo terjadi karena pola tirani politik dinasti yang dibangunnya selama ini hingga membuat kaderisasi kepemimpinan di Probolinggo mandek.

Bumbung kosong bukan berarti membatasi pilihan atau rakyat tidak diberi pilihan, rakyat tetap bisa memilih kotak bergambar atau kotak kosong. Sebagaimana telah diatur “PKPU 13/2018”, apabila kotak bergambar tidak memenuhi 50% lebih maka bumbung kosong yang menang dan pilkada akan diulang tahun depan. Dilain sisi, Alasan lain kecendrungan pilkada 2024 di Probolinggo melawan bumbung kosong, bisa jadi karena berbagai partai politik (Parpol) sepakat bahwa Gus Haris dan Ra Fahmi merupakan sosok yang pas untuk memperbaiki carut marutnya pemerintahan Probolinggo.

Hal utama kemudian, melihat angka survei yang cukup tinggi menunjukkan bahwa adanya keinginan masyarakat Kabupaten Probolinggo terhadap sistem tata kelola pemerintahan yang lebih baik setelah berada dalam cengkraman kerajaan dinasti politik berpuluh-puluh tahun lamanya. Masyarakat Probolinggo memiliki harapan besar terhadap pemimpin baru agar clear dari kasus-kasus korupsi. “Warga Probolinggo seperti trauma dengan kasus korupsi yang menjerat bupati mereka sebelumnya. Jadi wajar warga ingin sosok baru yang bisa membawa perubahan besar bagi Probolinggo,” kata Kepala Wilayah LSI Denny JA Jatim – Bali, Imam Fauzi Surahmat dikutip dari rmoljatim.id. Tentu ini adalah sinyal bahwa Pilkada Probolinggo 2024 adalah memang milik Gus Haris – Ra Fahmi seutuhnya.

beras