Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Megawati, Gus Yahya dan Gus Yaqut Bertemu 2,5 Jam, Bahas Apa?
(Dok. Foto: Instagram @gusyaqut)

Megawati, Gus Yahya dan Gus Yaqut Bertemu 2,5 Jam, Bahas Apa?



Berita Baru, Jakarta – Pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut berlangsung selama 2,5 jam.

Pertemuan itu digelar di kediaman Megawati di Teuku Umar, Jakarta pada Rabu (6/4/2022) sore. “Pertemuan dengan Ketua Umum PBNU dan Menteri Agama RI membahas hal-hal yang strategis bagi masa depan bangsa dan negara,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Hasto mengatakan, dalam pertemuan itu juga hadir Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum PBNU Mardani Maming. Ia menerangkan, pertemuan itu dilangsungkan selama lebih dari 2,5 jam.

Menurut Hasto, pertemuan yang membahas hal-hal strategis masa depan bangsa itu dibalut dengan suasana akrab dan penuh semangat persaudaraan. Megawati, kata Hasto, banyak menceritakan pengalaman bersama dengan Gus Dur.

“Berziarah ke makam para Wali Songo, dan bagaimana situasi yang sulit ketika menghadapi pemerintahan yang otoriter, Orde Baru,” katanya. Hasto melanjutkan, Gus Yahya menyampaikan skala prioritas kepemimpinannya untuk membangun NU. Menurutnya, Gus Yahya ingin membangun NU dengan lebih melibatkan secara aktif merangkul berbagai komponen bangsa sesuai karakter dan kultur NU.

“Kultur NU yang memang terlahir sebagai solusi atas berbagai persoalan bangsa, namun sekaligus memberikan arah bangsa ke depan,” ungkap Hasto.

Sedangkan Gus Yaqut disebut menyampaikan berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam mewujudkan kohesivitas berbangsa yang satu. Dalam hal ini, Menag Yaqut meminta Pancasila betul-betul dipahami semangatnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun, aman dan bergotong royong.

“Semua menyepakati pentingnya menggandeng seluruh komponen bangsa agar membangun kesadaran terhadap berbagai ancaman yang bersifat ideologis yang bertujuan memecah belah bangsa,” tutur Hasto.

Hal itu yang membuat Megawati, kata Hasto, berulang kali mengucap syukur menjadi warga negara Indonesia yang memiliki dasar Pancasila. Sebab, tanpa Pancasila tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Pembumian Pancasila melalui jalan Trisakti itulah yang harus dikedepankan,” terang dia.

Hasto mengatakan, PDI-P memandang NU memiliki peran yang begitu besar dalam sejarah perjuangan bangsa. PDI-P mencatat bahwa sejarah kepeloporan NU sejak berdiri pada 1926 memiliki visi dalam membangun semangat kebangsaan, menggelorakan tekad perjuangan kemerdekaan Indonesia saat melawan penjajah.

“Serta berperan sangat penting dalam konsolidasi negara guna membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia,” kata Hasto. Selain itu, NU juga dinilai memiliki peran sentral sebagai perekat bangsa dan sangat kokoh membumikan Pancasila serta konstitusi dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

beras