
Melihat 500 Penari Topeng Kaliwungu di Pantai Watu Pecak Lumajang
Berita Baru, Lumajang – Ribuan warga Lumajang berbondong-bondong memadati kawasan Pantai Watu Pecak di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (29/6/2025) sore.
Mata para pengunjung seakan tersihir dengan gerakan serempak ratusan siswa Lumajang menari di atas hamparan pasir hitam pantai tersebut.
Mereka menyajikan Tari Topeng Kaliwungu yang merupakan warisan budaya tak benda asli Kabupaten Lumajang.
Kesenian itu ditampilkan bersama warisan budaya tak benda lainnya yang berasal dari Kabupaten Lumajang, yakni Jaran Kencak.
Tahun ini, jumlah penari Topeng Kaliwungu berjumlah 500 orang, terdiri dari siswa-siswi Sekolah Menengah pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Lumajang.
Dilengkapi dengan empat ekor kuda hias yang lebih dikenal dengan sebutan jaran kencak.
Tahun ini, gerakan tari topeng menceritakan kebangkitan tari topeng kaliwungu yang bukan hanya sekedar ukiran kayu. Namun, menyimpan denyut nadi kehidupan yang memancarkan daya tarik dan aura.
Dari yang mulai terpinggirkan oleh arus zaman, sampai Topeng Kaliwungu kembali menunjukkan kekuatannya untuk bangkit dan menari kembali di tengah masyarakat.
Lita, salah seorang pengunjung mengaku sangat takjub dengan penampilan generasi muda Lumajang menarikan Tari Topeng Kaliwungu.
“Bagus, tahun ini lebih ramai dari sebelumnya, tapi memang perlu evaluasi ya utamanya tempat pengunjung untuk menonton pertunjukan, mungkin tahun depan bisa dievaluasi,” kata Vina di Pantai Watu Pecak Lumajang, Minggu (29/6/2025).
Sasa, salah satu penari Topeng Kaliwungu mengatakan, awalnya ia dan teman-teman penari lainnya cukup kesulitan untuk menampilkan tari kolosal dengan karakter tari Topeng Kaliwungu.
Sebab, selain ada beberapa gerakan yang diubah, lokasi tampil yang begitu luas dan bersama banyak orang juga membuat para penari perlu melakukan adaptasi.
Ditambah, tekstur pasir pantai yang membuat setiap langkah penari terasa lebih berat dan membutuhkan tenaga ekstra. Apalagi, waktu untuk latihan hanya sebulan.
Meski demikian, Zuniar merasa senang dan bangga bisa jadi salah satu penari yang dipilih untuk menampilkan tarian khas Lumajang di depan ribuan warga.
“Latihannya sebulan kemarin, kira-kira empat kali latihannya itu. kesulitannya tempatnya berpasir kan jadi agak berat, tapi alhamdulillah lancar,” ungkapnya.
Sementara, Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, Segoro Topeng Kaliwungu sudah masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara.
Ia berharap, agar pariwisata di Lumajang dapat terus berkembang dan dikenal oleh dunia. Sehingga bisa menarik lebih banyak investor.
“Dukungan dari Kementerian Pariwisata luar biasa dan ke depan kami harapkan semakin besar, terutama soal investasi. Jadi, kami sudah sampaikan, kita butuh investor untuk membangun pariwisata kita,” terang Indah.