Membangun Peradaban Nusantara, Lesbumi NU Gresik akan Gelar Suluk Kebudayaan #1

rifqy
19/04/2022
Subscribe

Berita Baru, Gresik – Suluk Kebudayaan #1 akan diadakan oleh Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Gresik, wujud dari membangun peradaban bagi pelaku (salik) kebudayaan Nahdliyyin memahami strategi dalam memahami strategi budaya nasional, lokal, dan budaya NU.

Menurut Lukman Hakim, sesuai petuah jawa mengatakan ‘ileng lan waspada’ yang artinya perjalanan tidak hanya melangkahkan kaki saja namun juga perlu adanya strategi dan tujuan. Suluk Kebudayaan yang sudah digagas dan direalisasikan nanti adalah sebuah pengejawatantahan dari ‘Ziarah Situs Menempa Ritus’.

“Dalam pelaksanaanya salik kebudayaan Lesbumi NU Gresik tentunya harus sudah memahami dan mengamalkan prinsip dasar ahlusunnah wal jamaah (aswaja), yakni; tawasut (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil), dan tasamuh (toleran). Tak lupa juga harus berpedoman pada Pancasila sebagai dasar negara yang didalamnya terdapat nilai ; tauhid, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan,” ucap Ketua Lesbumi NU Gresik.

Dalam pelaksanaanya nanti Suluk Kebudayaan #1 akan dimulai dengan Pameran Rempah-rempah dan Diskusi Publik, sebagai upaya untuk menghidupkan kembali jalur rempah-rempah nusantara, dengan menghadirkan beberapa pakar kesehatan, di antaranya:

Wakil Direktur Utama RSI Nyi Ageng Pinatih Gresik, Ahmad Zayadi, Maya Septriana, Kepala Program Studi D4 Pengobatan Tradisional UNAIR, Anom Astika, Staf ahli Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Perwakilan Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama, dengan dimoderatori oleh pengamat pengobatan tradisional Gresik, Wildan Erhu Nugraha.

Berita Terkait : Penggemar Sound System Horeg Serukan Aksi Tuntut Bupati Banyuwangi Cabut SE Nomor 501 Tahun 2024

Lebih lanjut sastrawan yang menggunakan nama pena Rakai Lukman menjelaskan Suluk Kebudayaan ini sebagai upaya dalam memaknai “mengambil lama yang baik dan mengambil baru yang lebih baik” dan juga terinspirasi dari petuah KH. Ma’shum Sufyan, pendiri ihyaul Ulum “jadilah beras, kalau tidak bisa jadilah obat, jangan jadi kalajengking”.

“Saya harap dengan Suluk Kebudayaan ini diberkahi, dirahmato, dan diridhohi Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, para Wali, para kiai, terlebih Para muasis Nahdhatul Ulama. Karena dengan kegiatan ini kita bisa saling bersinergi dalam naungan NU dan luar lembaga. Seperti kata falsafah jawa (ngudar rasa, ngulat sarira),” tandas Lukman.