Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Membicarakan Tradisi Lisan Di Era Pandemi, ATL Adakan Webinar Nasional

Membicarakan Tradisi Lisan Di Era Pandemi, ATL Adakan Webinar Nasional



Berita Baru Jatim, Surabaya — Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jawa Timur bekerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya usai mengadakan Webinar Nasional dengan tema “Metodologi Penelitian Tradisi Lisan pada Masa Pandemi Covid-19” via aplikasi Zoom pada Sabtu, (11/7)

Webinar Nasional ini didukung oleh Universitas Jember, STKIP PGRI Jombang, Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan IKIP Widya Darma Surabaya.

Pembicara acara ini adalah Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum., dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Dr. Sunu Catur Budiyono, M.Hum., Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Dr. Trisakti, M.Si., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya.

“Untuk meneliti tradisi lisan, ada 3 langkah praktis, yakni; kenali, pahami, dan maknai. Kenali tentang jenis dan karakteristik tradisi lisannya. Kemudian pahami teks dan konteksnya dengan perspektif emik (masyarakat yang diteliti). Terakhir, maknai relasi-relasi dan ideologi yang ada di balik tradisi lisan tersebut,” terang Heru, penulis buku Memuja Mantra itu.

Heru juga menambahkan bahwa meneliti tradisi lisan yang ideal adalah terjun ke lapangan. Dan, ada kata kunci penting dalam meneliti tradisi lisan adalah unik, eksistensi, kolektif, implikasi, dan fungsi.

“Semakin unik semakin menarik. Upayakan meneliti tradisi yang masih hidup di masyarakat. Objek sebaiknya terkait banyak orang dan berimplikasi ke berbagai kepentingan. Jangan lupa, tradisi yang masih berfungsi hingga kini. Unik tapi tetap harus masih berfungsi bagi masyarakat pemiliknya,” tandas Heru.

Sementara itu, Sunu Catur Budiyono, menjelaskan tentang konteks penelitian seni pertunjukan dalam masa pendemi sekarang ini. Menurutnya, para peneliti tetap dapat melakukan penelitian meski saat ini terhalang kondisi. Kiat-kiat yang dapat dilakukan peneliti di antaranya memanfaatkan media digital.

“Media digital sudah menjadi keharusan pada masa sekarang. Objek penelitian pun tidak harus objek di lapangan, tapi bisa bersumber dari kelisanan sekunder (secondary orality), seperti dari TV, youtube, instagram, facebook, dan tik-tok,” jelasnya.

Hal serupa juga dipaparkan oleh Trisakti. Dianjurkan, dalam kondisi pandemi sekarang ini, seni pertunjukan memanfaatkan media online. Misalnya membawa tontonan rakyat ke layar televisi. Dengan cara setting ketoprak di atas panggung digantikan dengan setting sederhana saat tampil di televisi. Atau bisa juga dilakukan pentas virtual, para pelaku tampil dari rumah masing-masing, dengan setting sesuai alur cerita.

“Pada masa pandemi seperti serakang ini memang dituntut kreativitas para seniman untuk beradaptasi dengan situasi. Kalau tidak, akan tergilas oleh perkembangan situasi,” pungkas Trisakti.

Webinar yang diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai wilayah di Nusantara tersebut akan diteruskan dengan webinar seri-seri berikutnya.

beras