
Mengenal Fatmawati, Calon Ketua KOPRI PMII Jember
Berita Baru, Tokoh – Fatmawati lahir dan tumbuh di kota tape manis Bondowoso, sebuah kota kecil yang membentuk karakter kritisnya sejak dini. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah akrab dengan dunia jurnalistik seperti menulis berita, opini, dan esai yang berangkat dari kegelisahan terhadap isu pendidikan, perempuan, dan ketidakadilan sosial. Sementara banyak remaja seusianya masih mencari arah, Fatma sudah menemukan jalannya, menulis sebagai cara membaca dunia, dan berpihak sebagai bentuk keberanian.
Perjalanan pendidikannya dimulai dari SDN Kemirian 1 (2015), lalu berlanjut ke SMPN 2 Tamanan (2018), kemudian MAN Bondowoso (2021). Namun, bukan deret institusi itu yang paling membentuknya, melainkan ruang-ruang kecil tempat ia belajar mendengar, membaca kenyataan, dan merangkainya menjadi tulisan.
Ketika diterima di Universitas Jember, jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, kemampuan literasinya bertemu dengan ruang gerakan. Ia tidak hanya belajar soal metafora dan majas, tetapi juga tentang struktur sosial, ketidakadilan, dan bagaimana suara perempuan kerap ditenggelamkan.
Fatma tidak tinggal diam. Ia masuk ke Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan dipercaya memimpin sebagai Ketua Rayon PMII FIB Universitas Jember. Di saat banyak perempuan masih bingung ikut apa tidak terlibat dalam organisasi, ia justru berada di depan.
Di dunia pers kampus, jejaknya makin mantap. Sebagai Redaktur Pelaksana LPM Tegalboto, ia menulis reportase, esai, dan editorial yang bukan hanya bicara, tetapi menohok. Menyuarakan ketimpangan, mengkritik ketidakadilan, sekaligus menegaskan, perempuan tidak hanya bisa menjadi objek berita, tetapi penulis sejarahnya sendiri.
Kesadarannya pada isu kesetaraan gender membuatnya bergabung dengan Pusat Studi Gender Universitas Jember. Di sana, ia belajar bahwa perjuangan perempuan tak melulu tentang panggung demonstrasi, tetapi juga tentang membangun ruang wacana, ruang di mana suara perempuan tidak hanya terdengar, tetapi diakui.
Tidak berhenti di kampus, Fatma juga menjadi penulis lepas di Mubadalah.id, sebuah media yang mendorong tafsir Islam yang inklusif dan ramah perempuan. Tulisan-tulisannya menyelipkan keberanian, mengkritik tanpa mencaci, menyuarakan tanpa mendominasi, dan membangun narasi tanpa menghapus tradisi.
Di luar aktivisme, Fatma adalah penulis yang tekun. Ia memiliki karya sastra, baik dalam bentuk buku maupun publikasi di media daring. Karya puisinya beberapa kali memenangkan penghargaan dan mengantarnya ke berbagai forum pelatihan kepenulisan tingkat nasional.
Kini, ia maju sebagai calon Ketua KOPRI PMII Jember. Baginya, gerakan perempuan bukan tentang hadir di spanduk kampanye atau pidato seremonial, melainkan bagaimana perempuan diberi ruang setara untuk bersuara, memimpin, dan menentukan arah keberpihakan organisasi.
Fatmawati adalah contoh bagaimana seorang perempuan muda dapat menaklukkan dua medan sekaligus, organisasi dan literasi. Ia percaya, kata-kata bukan hanya alat untuk merangkai cerita, tetapi senjata untuk membuka kesadaran. Jika KOPRI adalah rumah gerakan perempuan muslim, maka Fatma ingin memastikan rumah itu tidak hanya berdiri tetapi berpenghuni, bernyawa, dan berpihak.
Rctiplus.com
pewartanusantara.com
Jobnas.com
Serikatnews.com
Langgar.co
Beritautama.co

