Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mengenal Hannan Attaki, Ustadz Muda yang Ditolak Ceramah di Pamekasan
Ustadz Hannan Attaki.

Mengenal Hannan Attaki, Ustadz Muda yang Ditolak Ceramah di Pamekasan



Berita Baru, Surabaya – Aksi penolakan terhadap Ustadz Hannan Attaki di Pamekasan viral di media sosial. 

Ustadz muda tersebut ditolak ceramah di Masjid Al-Muttaqien Pamekasan, Madura, pada Minggu, 12 Februari 2023 lalu. 

Pria berusia 42 tahun ini banyak disukai oleh generasi muda Indonesia karena tausyiahnya yang khas dan sering kali berpenampilan layaknya anak muda zaman masa kini.

Ustadz Hannan Attaki juga dikenal dengan sosok penceramah gaul dan ramah. Maka tidak heran bila para anak muda selalu antusias mengikuti kegiatan ceramahnya.

Lantas, Siapakah sebenarnya sosok ustadz muda ini?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut profil lengkap Ustadz Hannan Attaki yang banyak disukai oleh generasi milenial.

Latar Belakang Pendidikan 

Pria yang berasal dari Aceh kelahiran 12 Juli 1981 ini memiliki nama lengkap Tengku Hanan Attaki. 

Sejak kecil, Ustadz Hannan Attaki sudah dijejali dengan berbagai pengetahuan keagamaan di Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh.

Mulai dari kitab Aqidatul-‘Awwam, Kifayat al-‘Awwam hingga kitab-kitab lainnya.

Selain itu, dirinya juga kerap mengikuti kompetisi Musabaqah Tilawatil Qur’an. 

Ia kemudian meneruskan jenjang pendidikannya ke Universitas Al-Azhar – Mesir, mengambil jurusan Tafsir Al-Qur’an dan memperoleh gelar Lc (Licence). 

Selama belajar di Al-Azhar, beliau mengikuti ajaran Azhary, dengan beraqidah Asy’ari atau Al-Maturidi. 

Dia juga mempelajari madzhab empat imam, mengikuti akhlaq Tasauf Sunni dengan Manhaj Imam Junaid Al-Baghdadi dan Imam Abu Hamid Al-Ghazali.

Founder Shift Pemuda Hijrah

Ayah dari tiga anak yang kerap memiliki gaya nyentrik ala ABG tersebut merupakan founder atau pendiri komunitas Shift Pemuda Hijrah. 

Ia menganggap bahwasanya dakwah merupakan program untuk perubahan. 

Menurutnya, dakwah bukan hanya sekedar ceramah, melainkan program-program lain yang berkesinambungan untuk mengarahkan pada kebenaran dan kebaikan. 

Hal tersebut yang menjadi alasan beliau untuk menjadikan anak muda sebagai sasaran program dakwahnya.

Kegiatan dakwahnya dimulai dari taklim kecil di Masjid Al-Latif Bandung yang pada saat itu beranggotakan 50 orang anak muda.

Dari kegiatan taklim tersebut, Ustadz Hannan Attaki (UHA) melihat banyak potensi hebat dari kalangan anak muda seperti geng motor Brigez, skateboard dan lainnya.

Melalui komunitas Shift Pemuda Hijrah, UHA mengarahkan anak-anak muda untuk merubah gaya hidupnya kembali ke masjid dan meninggalkan kemaksiatan. 

Program tersebut kemudian diikuti oleh anak-anak muda di seluruh Indonesia hingga saat ini.

Suami Haneen Akira, Cucu Pendiri NU Tuban

Sama seperti sang suami, sosok istri dari Ustadz Hanan Attaki juga seorang pendakwah. Beliau sering kali mengisi kajian keagamaan khusus untuk kaum akhwat.

Siapa sangka, ternyata sang istri adalah cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama di tepi Pesisir Tuban. 

Ustadzah Haneen adalah cucu dari KH. Chusen, seorang Ahlul Qur’an yang begitu fasih dalam ilmu Qira’at. Beberapa sumber mengatakan bahwa KH. Chusen masih terhitung keturunan Mbah Abdul Jabbar

KH. Chusen juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu pendiri Pondok l Pesantren Tambakberas, yakni Mbah Abdus Salam (Mbah Sechah).

Mbah Sechah sendiri juga merupakan leluhur dari Pesantren Tebuireng dan Denanyar.

Sepulangnya dari menuntut ilmu di Haramain bersama Syekh Shodaqoh asal Kudus, KH. Chusen kemudian menikahi Fatimah binti Romli. 

Dari pernikahannya tersebut dikaruniai enam orang anak di antaranya Zawawi, Ruqoyyah, Nafisah, Azizah, Husniyah, dan Hasan Bisri. 

Dan dari jalur Ruqoyyah lahirlah haneen akira yang kini menjadi istri dari Ustadz Hanan Attaki.

Berdasarkan jalur dan lajur dakwah KH. Chusen, beliau tercatat sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama di Tuban pada tahun 1953 M dan sempat menjabat sebagai Rais Syuriah dengan Rais Tanfidziyah-nya pada saat itu adalah Kiai Umar Faruq.

beras