Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mengendalikan Diri, Begini Kata Mustasyar PBNU
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak.

Mengendalikan Diri, Begini Kata Mustasyar PBNU



Berita Baru, Jakarta – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak mengatakan bahwa salah satu pokok dari ajaran Islam adalah bersikap hidup sederhana, dalam hal makanan, berpakaian dan bertingkah laku. Manusia muslim diarahkan ajaran agamanya agar dapat mengendalikan dorongan-dorangan yang ada dalam dirinya.
 
“Dorongan itu biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu dorongan perut, dorongan seksual, dan dorongan hawa nafsu,” ujar Kiai Zakky Mubarak dikutip dari akun Facebooknya.

Dalam kehiduapan sehari-hari, lanjut dia, dijumpai sebagian orang menjadi budak dari dorongan perutnya sendiri. Mereka hidup hanya untuk makan dan minum, tidak memiliki tujuan yang lebih luhur. Mereka selalu berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan perutnya dengan kelezatan-kelezatan yang menyesatkan sehingga tidak memiliki arti yang penting dari kehidupannya.

Kiai Zakky Mubarak menegaskan, manusia yang hanya mengikuti dorongan perutnya tergolong manusia yang amat rendah, karena tidak memilki tujuan hidup dan tidak memahami arti kehidupannya. Bila manusia hidup hanya untuk makan dan memenuhi dorongan perutnya bisa dipertanyakan, apa bedanya dengan makhluk lain.

“Untuk menghindari sikap seperti itu, manusia muslim diarahkan agar memahami arti hidupnya serta mengetahui tujuan dari kehidupan, yaitu untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesamanya,” tegas Ketua Lembaga Dakwah PBNU 2010-2015 itu.
 
Selain itu, tambah Kiai Zakky, manusia muslim juga diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah dalam rangka mendidik mereka agar tidak menjadi budak dari dorongan perutnya sendiri.
 
“Dengan berpuasa orang akan terlatih menderita lapar dan dahaga sehingga dapat mengendalikan dorongan perutnya dengan baik. Mereka akan dapat memahami makna dari kehidupannya dan mengetahui dengan jelas tujuan akhir dari kegiatannya,” terang dia.

Kiai Zakky juga menegaskan, dorongan seksual tidak kalah bahayanya dari dorongan perut, karena ia sering menyesatkan manusia, sehingga mereka terjermbab dalam lumpur kehinaan dan kehancuran. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai orang-orang yang tadinya hidup dalam kemuliaan, kebahagiaan dengan kehidupan keluarga yang tenang, tapi tiba-tiba hancur dan terjerembab dalam lumpur yang hina.
 
“Hal itu terjadi karena orang itu memperturutkan dorongan seksualnya ke arah yang dilarang. Dalam pandangan ajaran agama menyalurkan hasrat seksual tidak dilarang, asal disalurkan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu dengan pernikahan yang sah,” ucapnya.

Dorongan hawa nafsu yang menyesatkan sangat membahayakan kehidupan umat manusia, karena nafsu itu selalu mencampakkan pelakunya pada kenistaan dan kehinaan. Menurut Kiai Zakky, bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari betapa menderitanya seseorang karena tidak mampu menguasai hawa nafsunya sebentar saja.
 
Kiai Zakky menambahkan, orang-orang tersebut lupa diri kemudian melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela dan merusak, sehingga harus menebus kesalahan-kesalahan itu dengan penderitaan yang berkepanjangan. Sesungguhnya hawa nafsu itu memerintahkan umat manusia kepada keburukan dan kehancuran.
 
“Ibadah puasa melatih umat manusia agar dapat mengendalikan hawa nafsunya, sehingga selamat dari kerugian dan kecelakaan,” tandas Kiai Zakky.

beras