Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menko Polhukam Kutuk Keras Kasus Pembunuhan di Sigi
Mahfud MD selaku Menko Polhukam mengutuk keras pembunuhan kekerasan di Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/11)

Menko Polhukam Kutuk Keras Kasus Pembunuhan di Sigi



Berita Baru, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD mengutuk keras kasus pembunuhan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Pemerintah mulai mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) akibat peristiwa pembantaian tersebut.

Mahfud MD mengatakan duka yang mendalam kepada para korban dan keluarganya atas kejadian tersebut.

“Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku melalui tim atau Satuan Tugas Operasi Tinombala terhadap pelaku kekejian dan kebengisan terhadap suatu keluarga yang menyebabkan terbunuhnya empat orang di Sigi,” katanya melalui keterangan video, Minggu (29/11).

“Tentu pemerintah mengutuk keras kepada pelakunya dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya,” terangnya.

Menurut Mahfud, pemerintah sesuai perintah Presiden telah melakukan langkah-langkah pengejaran serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan para pelaku.

“Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku,” lanjutnya.

Adapun pelaku pembantaian tersebut, menurut pemerintah adalah sisa-sia kelompok Santoso atau biasa dikenal MIT. Kelompok MIT saat ini dipimpin oleh Ali Kalora, sosok yang mengeksekusi langsung para korban. Saat ini Satgas Tinombala diturunkan untuk mengejar pelaku.

Di sisi lain, dia meminta para pimpinan umat beragama khususnya di Sulteng, tetap menjalin silaturrahim agar masyarakat tidak terprovokasi isu-isu sara dan menegaskan agama apapun hadir untuk membangun perdamaian.

“Terus melakukan silaturahim, untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu sara. Karena sebenarnya yang terjadi bukan disebuah gereja, tetapi memang di sebuah tempat yang selama ini secara tidak rutin menjadi tempat pelayanan umat. Tetapi pelakunya memang Mujahidin Indonesia Timur,” tutupnya.

beras