Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Oknum Satpol PP Tersandung Narkoba, DPRD Prihatin
Foto : Imam Syafi’i, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya.

Oknum Satpol PP Tersandung Narkoba, DPRD Prihatin



Berita Baru, Surabaya – Terciduknya Oknum anggota Satpol-PP Kota Surabaya yang bertugas di Kecamatan Wonokromo, RDW, oleh Satreskoba Polrestabes Surabaya.

Pria yang tinggal di Jalan Ketintang, itu dicokok setelah tersandung kasus narkoba, pada Rabu (24/11/2021) lalu.

Menanggapi hal tersebut, Imam Syafi’i, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya mengaku prihatin atas tindakan oknum Satpol-PP tersebut.

“Mudah-mudahan (kasus ini, red) menjadi instrospeksi diri bagi OPD Satpol-PP,” ujarnya, saat ditemui di ruang Komisi, Selasa (21/12/2021).

Ia berharap, supaya tidak ada lagi anggota Satpol-PP Kota Surabaya yang ditangkap karena penyalahgunaan narkoba.

Sehingga, ia mengusulkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, agar seluruh anggota Satpol-PP, termasuk kepala bidangnya mengadakan cek narkoba secara rutin.

“Supaya, begitu (anggota Satpol-PP, red) ketahuan positif, itu bisa segera diatasi,” ujarnya.

Menurutnya, rumah hiburan malam di Surabaya sering ditengarai menjadi tempat peredaran narkoba. Ia mencontohkan, pada beberapa waktu yang lalu, ada dua Anggota DPRD dari daerah Madura, yang ditangkap Polrestabes Kota Surabaya.

Lanjutnya, kedua anggota DPRD tersebut ditangkap, setelah keluar dari rumah hiburan malam di kawasan jalan Kenjeran Surabaya.

“Nah, ternyata mereka positif narkoba. Karena positif, dan pengguna, akhirnya mereka di rehabilitasi ke Madura,” jelasnya.

Politisi Partai Nasdem Kota Surabaya ini menginginkan adanya tes urin secara rutin, jika Pemkot Surabaya terkendala oleh biaya.

Ia menegaskan, untuk pembiayaan, bisa dianggarkan pada APBD atau dimasukkan ke Perubahan APBD. “Karena itu akan menjadi bagian kontrol dari Satpol-PP, Komisi A akan mendukung upaya itu,” tegasnya.

Kemudian, ia juga mencontohkan adanya kasus anggota Satpol-PP, yang menyewa tempat di sebuah bar, hingga mabuk. Kejadian tersebut, diketahui pada saat diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Imam menyimpulkan, bahwa kasus tersebut menggambarkan, hubungan antara Satpol-PP Kota Surabaya dengan rumah hiburan malam sudah sangat dekat secara personal.

“Ini bahaya, sehingga menjadikan Satpol-PP tidak objektif dalam menjalankan tugasnya,” pungkasnya. [Arga]

beras