Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Gelar Kegiatan Visiting Professor
Berita Baru, Jakarta — Prodi S2 dan S3 Linguistik Terapan serta S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta gelar kegiatan Visiting Professor bertema “Critical Studies: Method and Research in Teaching Language and Literature” Selasa, (11/07/2023). Kegiatan tersebut berlangsung secara luring dan daring melalui link zoom serta disiarkan langsung via YouTube oleh Tribun Network.
Program Visiting Professor Pascasarjana UNJ ini menghadirkan Prof. Dr. Barbara Jürgens (SES Germany), Prof. Dr. Manneke Budiman, M.A. (UI), dan Prof. Dr. Suminto A Sayuti (UNY).
Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menambah keilmuan dan meningkatkan kualitas karya utamanya disertasi dan riset dalam bidang bahasa dan sastra di lingkungan Universitas Negeri Jakarta.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi yang lengkap, Prof. Barbara ahli dalam bidang pengukuran, Prof. Manneke dalam bidang sastra dan budaya, dan Prof. Suminto dalam bidang pembelajaran sastra berbasis budaya,” ujar Prof. Endry.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Dedi Purwana, M.Bus. Korprodi S2 LT, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. dan Korprodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Dr.
Miftahulkahairah, M.Hum. yang telah berkolaborasi dan mempersiapkan kegiatan yang digelar dari pagi hingga sore hari ini.
Dalam sambutan pembukaan Prof. Dedi Purwana menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk membangun atmosfer akademik internasional dan akan berlangsung secara rutin setiap tahun.
“Saya berharap semua dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini,” jelas Purwana.
Selesai acara pembukaan, dilanjutkan dengan pemaparan para narasumber.
Pemaparan Narasumber
Narasumber pertama, Prof. Barbara dari SES Germany menyampaikan materi khususnya mengenai pembelajaran sastra yang berbeda dengan bidang-bidang lainnya, seperti matematika dan biologi. Pemaparannya yang dialogis menjadikan suasana cair dan interaktif dan sebagian peserta yang hadir memberikan respons secara langsung.
Dalam proses pembelajaran perlu disadari kegiatan-kegiatan dan dampaknya, seperti kegiatan yang bersifat konvergen dan devergen.
Narasumber kedua, Prof. Manneke menempatkan pemaknaan sastra dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi. Konteks situasi dan budaya relatif mudah dikenali dan ditemukan, sedangkan konteks ideologi cenderung tersembunyi dan memerlukan analisis secara kritis.
“Apresiasi kritis adalah upaya mendapatkan pemahaman mengenai konteks ideologis,” papar Prof Manneke.
Narasumber ketiga, Prof. Suminto meyampaikan bahwa yang terpenting dalam pembelajaran sastra adalah metode menanamkan kerinduan belajar sastra. Disampaikan juga adanya tiga fokus pembelajaran sastra mencakup pembelajaran tentang sastra, melalui sastra, dan dengan sastra.
“Pembelajar perlu dibiasakan menciptakan makna dan bukan mengambil makna dari karya sastra,” urai Prof. Suminto.
Setiap selesai pemaparan narasumber dilanjutkan dengan diskusi, tanya jawab. Beragam pertanyaan kritis direspons para narasumber dengan jelas.
Acara diikuti sekitar 300-an partisipan di ruang Zoom dan sekitar 50-an di auditorium. Para peserta yang berpartisipasi terdiri atas dosen, mahasiswa, akademisi, dan praktisi bahasa. Masih setia sebagai partisipan Korprodi S2 Linguistik Terapan, Prof Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., Korprodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Dr. Miftahulkhairah, M.Hum., dan para dosen dan mahasiswa Prodi Linguistik Terapan dan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.