Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PB PMII Sebut Kapolda Jatim Paling Bertanggungjawab atas Ratusan Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan
(Sumber Foto: Antara)

PB PMII Sebut Kapolda Jatim Paling Bertanggungjawab atas Ratusan Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan



Berita Baru, Jakarta – Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menilai Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta paling bertanggungjawab atas tragedi berdarah yang merenggut ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam.

Perwakilan PB PMII Ragil Setyo Cahyono memastikan bahwa pihak kepolisian melanggar peraturan FIFA pasal 19 terkait larangan gas air mata dan senjata api dalam stadion.

Ragil meyakini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan mengusut tuntas tragedi berdarah tersebut. Ia mengatakan harusnya Kapolri tidak hanya mencopot Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat tapi Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta juga dicopot dari jabatannya. 

“Ada banyak pihak yang harus bertanggungjawab, tidak hanya yang ada di lapangan namun juga pimpinan-pimpinannya. Pertama dari Kapolda, Kedua Kapolres,” kata Ragil saat dimintai keterangan oleh Beritabaru.co Jawa Timur, pada Selasa 14 Oktober 2022 dini hari.

Tidak hanya pihak polisi, lanjut Ragil, Panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) harus bertanggungjawab. Sebab, Panpel dan PT LIB telah mengabaikan anjuran untuk menggelar pertandingan sore hari. Sekaligus telah lalai dalam menegakkan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan terkait perlindungan suporter.

“Atas penolakan anjuran untuk menyelenggarakan pertandingan sore hari, LIB harus bertanggungjawab dan menanggung konsekuensi ini. Jangan hanya berpikir untung, tapi wajib memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan,” katanya.

Selain itu, Ragil meminta, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatannya. Pasalnya, Ketua Cabang PMII Kota Malang periode 2017-2018 ini menilai, induk dari sepakbola nasional tersebut tak becus mengurus sepakbola.

Berdasarkan data Save Our Soccer (SOS), setidaknya sudah ada 78 suporter bola yang tewas sejak Januari 1995 sampai Juni 2022. Tragedi Kanjuruhan ini, kata Ragil menjadi pilu mendalam bagi dunia sepakbola tanah air.

beras