PDIP Jatim: Sistem Proporsional Tertutup Rakyat Bisa Menghukum Partai
Berita Baru, Surabaya – PDI Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya partai di parlemen yang bersikukuh mengusulkan wacana sistem proporsional tertutup atau mencoblos partai politik (parpol) di Pemilu 2024.
Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Yordan M. Batara-Goa mengatakan sistem proporsional terbuka atau mencoblos calon anggota legislatif (caleg) menelan ongkos Pemilu mahal.
“Kita belajar dari pemilu akhir-akhir ini yang, menurut saya, sudah sangat liberal. Kalau di lapangan, itu sangat terasa yang namanya money politik dan lain sebagainya, itu sangat terasa,”
Ia menyebut, kondisi tersebut karena sistem pemilu terbuka sudah sangat liberal. Selain maraknya politik uang, dengan sistem terbuka antar caleg dapat bertarung bebas satu sama lain.
Selain itu, menurut Yordan sistem proporsional terbuka juga banyak melahirkan wakil-wakil rakyat yang hanya mengandalkan uang dan popularitas. Tak sedikit kemudian yang berkapasitas dan layak harus tersingkir.
“Dengan sistem proporsional tertutup, rakyat pun bisa menghukum partai yang dinilai tidak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat. Dengan memilih partai yang lain. Jadi kompetisinya adalah kompetisi antar partai,” ujarnya.
Sementara itu, Yordan juga melihat bahwa ketakutan masyarakat akan sistem proporsional tertutup hanya persoalan mindset tidak bahagia. Suaranya tidak dapat diwakilkan secara penuh di parlemen.
“Jadi sebetulnya, model proporsional tertutup, itu mungkin rakyat takut, nanti tak happy. Kenapa? Karena banyak sekali pemahaman Pemilu sekarang itu adalah pesta Rakyat. Pertanya karena apa? Karena pada saat pemilu dia (rakyat, red.) dapat macam-macam,” ujarnya.
“Dapat berbagai bantuan, sehingga kemudian muncul guyonan, caleg harus berjuang, apa itu berjuang? Beras baju dan uang. Itu kan sangat menyedihkan dalam konteks kedaulatan ditangan rakyat,” sambut Yordan.
Padahal bagi Yordan, dengan model proporsional tertutup PDI menawarkan rakyat happy selama 5 tahun. Karena partai bekerja terus selama 5 Tahun. Tidak hanya mengandalkan satu orang yang jadi, tetapi semua infrastruktur partai dapat bekerja keras.
“Oleh karena itu, kalau dikatakan kalau proporsional terbuka rakyat sekarang happy. Maka kami tawarkan, kalau proporsional tertutup happynya 5 Tahun. Nggak cuma 1 hari,” pungkasnya.