Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pelestarian Budaya Lewat Podcast dan Drama Virtual, HISKI Dorong Literasi Kreatif Berbasis Tradisi

Pelestarian Budaya Lewat Podcast dan Drama Virtual, HISKI Dorong Literasi Kreatif Berbasis Tradisi



Berita Baru, Palangka Raya – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat gelar lokakarya nasional bertajuk “Penulisan Kreatif Sastra dan Penciptaan Produk Kreatif Berbasis Tradisi Lisan dan Manuskrip”, pada Rabu (11/6/2025). Diselenggarakan secara hibrid dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan melalui hibah Dana Indonesiana. Acara digelar di Universitas Palangka Raya dan Zoom Meeting serta disiarkan langsung di kanal YouTube HISKI Pusat, Harian Surya dan Tribun Jatim Official.

Sama halnya dengan sesi sebelumnya, sesi presentasi dimoderatori oleh Sudartomo Macaryus, M.Hum. Pemateri pertama, Dr. Rita Inderawati, M.Pd. (Peneliti dan Akademisi UNSRI). Ia membawakan materi berjudul “Podcast dan Pertunjukkan Drama Virtual Berbasis Manuskrip dan Tradisi Lisan”.

Pelestarian Budaya Lewat Podcast dan Drama Virtual, HISKI Dorong Literasi Kreatif Berbasis Tradisi

Dalam uraiannya, Rita menyoroti pelestarian warisan budaya melalui pendekatan kreatif dan digital. Menurutnya, tradisi lisan dan manuskrip dari Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan dipandang sebagai peninggalan sejarah dan sebagai sumber energi kreatif yang hidup.

“Melalui format modern seperti podcast dan pertunjukan drama virtual, kekayaan budaya ini dapat disampaikan ulang secara menarik kepada generasi muda, sembari menjaga nilai-nilai autentik yang dikandungnya,” terangnya.

Rita berfokus pada pemanfaatan manuskrip seperti Tanbih al-Māshī, Nashīḥah al-Muslimīn, dan Hikayat Mi‘rāj dari Sumsel, serta tradisi lisan dari Kalteng, sebagai bahan utama pengembangan produk kreatif. Dengan teori cerita rakyat, adaptasi, ekonomi kreatif, hingga multiliterasi sebagai kerangka kerja, peserta diajak untuk memahami pentingnya transformasi narasi budaya menjadi karya digital yang berakar pada kearifan lokal dan relevan secara global.

“Transformasi dilakukan melalui beberapa tahap: mengidentifikasi tema, mengonversi narasi ke dalam skrip podcast atau naskah drama virtual, lalu menyisipkan unsur kontemporer seperti efek suara, ilustrasi, bahkan dialek lokal. Produk akhir dapat berupa podcast audio, video podcast, maupun drama digital yang diunggah ke platform seperti YouTube dan Spotify. Pendekatan ini mendorong keterlibatan pemuda, memperkuat literasi media, dan menumbuhkan kesadaran budaya,” tandasnya.

Acara dilanjutkan sesi presentasi narasumber kedua, Dr. M. Yoesoef, M.Hum. (HISKI Komisariat Universitas lndonesia). Materi yang ia bawakan berjudul “Mengartikulasi Tradisi Lisan dan Manuskrip untuk Industri Kreatif”.

Dalam paparannya, Yoesoef membahas bagaimana tradisi lisan dan manuskrip dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya budaya untuk mengembangkan industri kreatif.

“Industri kreatif sendiri merupakan sektor yang berfokus pada pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu guna menciptakan produk ekonomi, lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beragam bidang seperti desain, musik, kuliner, seni rupa, dan fesyen, hingga sastra memiliki potensi besar untuk berkembang melalui pendekatan kreatif yang berakar pada budaya lokal,” urainya.

Pelestarian Budaya Lewat Podcast dan Drama Virtual, HISKI Dorong Literasi Kreatif Berbasis Tradisi

Yoesoef menekankan pentingnya mengartikulasikan kembali narasi tradisi lisan dan manuskrip ke dalam bentuk karya sastra modern seperti puisi, cerita pendek, maupun drama. Contoh konkret ditunjukkan melalui karya para sastrawan seperti Akhudiat dengan drama “Jaka Tarub”, Wisrah Hadi dengan “Malin Kundang”, hingga puisi “Telinga” karya Sapardi Djoko Damono yang merefleksikan kisah Dewa Ruci.

“Proses artikulasi ini tidak hanya menciptakan karya baru, tetapi juga memperbarui cara pandang generasi muda terhadap nilai-nilai lokal yang kaya makna filosofis dan spiritual,” terangnya.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan menjadi landasan penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya, tambah Yoesoef. Tradisi lisan seperti karungut, sansana, mantra, cerita rakyat, hingga naskah kuno dinilai sebagai modal budaya yang dapat dikembangkan menjadi karya kreatif.

“Amanat dari UU ini mencakup perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan budaya agar dapat terus hidup dan berkontribusi terhadap jati diri dan kesejahteraan bangsa,” pungkasnya.

Sebagai informasi, lokakarya ini merupakan bagian dari program Dana Indonesiana yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Acara ini diharapkan menjadi medium kolaboratif bagi akademisi, peneliti, serta pelaku budaya untuk menggali potensi tradisi lisan dan manuskrip sebagai fondasi dalam penulisan kreatif dan penguatan pilar-pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).

Dengan semangat kolaboratif dan komitmen pelestarian budaya, HISKI berharap lokakarya ini mampu membangun kesadaran kolektif akan pentingnya tradisi sebagai sumber kekuatan kreatif sekaligus kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan bangsa.

Acara ini diikuti oleh 30 peserta luring di lokasi Universitas Palangka Raya, 167 audience di Zoom Meeting dan ditonton sebanyak 311 kali secara akumulatif di tayangan Youtube HISKI Pusat, Harian Surya dan Tribun Jatim Official.

Pelestarian Budaya Lewat Podcast dan Drama Virtual, HISKI Dorong Literasi Kreatif Berbasis Tradisi

beras