Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemkab Bojonegoro Beri Pembinaan Kader IMP, Upaya Turunkan Angka Stunting
dok. foto: Kominfo Jatim

Pemkab Bojonegoro Beri Pembinaan Kader IMP, Upaya Turunkan Angka Stunting



Berita Baru, Bojonegoro – Pemkab Bojonegoro memberikan pembinaan kepada ratusan kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) sebagai upaya penurunan angka stunting Selasa (31/5/2022) di Kecamatan Baureno dan Kepohbaru.

“Alhamdulillah trennya turun tetapi tidak signifikan, bulan ini kami akan evaluasi lagi,” ujar Bupati Bojonegoro Anna Muawanah sebagaimana dikutip dari Kominfo Jatim.

Bupati mengatakan akan terus mencari terobosan untuk menurunkan angka stunting dan meminta kepada kader IMP yang berada di tingkat desa untuk terus mengkampanyekan hidup sehat, aktif memeriksakan kehamilan kepada bidan serta aktif melakukan penimbangan bayi.

“Peran IMP kepada masyarakat langsung mengena, kami berharap bisa membantu menurunkan angka stunting. Tolong dimaksimalkan ya,” kata Anna.

Menurut Anna, akurasi data terkait angka stunting, kematian ibu hamil serta kematian bayi akan lebih diperbaiki. Ia meminta stakeholder terkait untuk membuatkan aplikasi khusus, sehingga tren penurunannya bisa dipantau sewaktu-waktu.

“Jadi ikhtiar kita melakukan kegiatan pembinaan IMP ini agar outputnya yaitu angka stunting di Bojonegoro terus turun,” tambahnya.

dr. Ani Puji Ningrum, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro menjelaskan, stunting adalah kondisi tumbuh kembang bayi terganggu, sehingga tubuh bayi tidak normal dibandingkan usianya atau kerdil.

Kata Ani, anak-anak sekarang banyak mengalami kekurangan gizi, penyebabnya karena tidak mau makanan sayur-sayuran, kebanyakan makannya frozen dan sebagainya.

“Jadi diharapkan agar ibu-ibu turut serta mengkaampanyekan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga pola makan anak-anak kecil,” katanya.

Kepala DP3AKB Heru Sugiarto berharap adanya komunikasi aktif yang terjalin diantara kader IMP dalam membantu pemerintah dapat menurunkan angka stunting. Kegiatan ini juga untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta membantu menurunkan angka stunting.

“Kita berikan materi tentang pencegahan pernikahan dini juga, karena hal itu juga berhubungan dengan terjadinya kasus stunting,” ucar Heru.

Data sunting di Bojonegoro tercatat menurun dari tahun 2021 hingga Mei 2022 ini. Jika tahun lalu kasus stunting di Bojonegoro mencapai 4.227 kasus atau 5,71 persen, maka pada tahun ini turun menjadi 3.804 atau 5,21 persen.

beras