Pengeluaran Meningkat di Bulan Puasa, Begini Kata Ekonom NU
Berita Baru, Jakarta – Bulan puasa bagi sebagian orang membuat pengeluaran semakin meningkat. Padahal kegiatan puasa semestinya membuat biaya ekonomi menurun. Tak ada budget uang sarapan, uang makan siang, dan lain sebagainya.
Lalu, mengapa pengeluaran di bulan Ramadan justru bertambah?
Jaenal Efendi, Ekonom NU menjelaskan bertambahnya pengeluaran pada Ramadan menggambarkan antusiasme masyarakat berlomba-lomba dalam kebaikan; berbagi takjil, sahur, dan sedekah-sedekah lainnya, dan ini tentu membawa pada kebersamaan rasa di masyarakat.
“Ini semua berhubungan dengan hukum maslahah yang memunculkan kebahagiaan tersendiri bagi pelakunya. Mereka meyakini tidak ada penurunan berkah di Ramadhan ini hingga termotivasi untuk terus ber-fastabiqul khairat,” jelas Jaenal kepada NU Online, Rabu (6/4/2022).
Bagi Jaenal konsumsi yang meningkat itu salah satunya disebabkan oleh persepsi masyarakat terkait maslahah. Beberapa masyarakat menilai di bulan puasa dapat dimanfaatkan sebagai momentum pemicu paling positif dalam mendorong aktivitas ekonomi. Momen ini juga punya andil penting mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Nah, betapapun kecilnya preferensi maslahah akan memperpanjang horizon kecenderungan hati masyarakat sebagai konsumen yang juga menguntungkan para produsen. Ini yang perlu mendapat perhatian,” kata Ketua Lembaga Perekonomian PBNU (2020-2021) itu.
Betapapun meningkatnya pengeluaran di bulan Ramadhan, menurutnya, semata-mata mencari keberkahan dari puasa itu sendiri. Setiap ibadah dalam agama Islam selalu mengandung dimensi ketuhanan dan kemanusiaan.
“Yang merasakan adanya keberkahan tentu akan selalu mempertimbangkan total maslahah. Kalau di ekonomi mikro syari’ah itu ada kurva, semakin tinggi kegiatan yang dilakukan akan semakin tinggi juga tingkat maslahahnya,” terang dia.
Namun, Jaenal merekomendasikan beberapa cara untuk berhemat dan tetap menikmati ramadhan.
Pertama, menerapkan sikap sederhana karena Ramadhan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar kemanusiaan dan kesederhanaan.
Kedua, mempunyai rencana anggaran. Ketiga, selalu praktikkan rumus berhemat, menghindari membeli barang yang tidak dibutuhkan yang bersifat konsumtif.