Petani Cabai di Magetan Merugi karena Cuaca Buruk
Berita Baru, Magetan – Anomali dan cuaca ekstrem melanda Provinsi Jawa Timur. Kondisi itu berdampak serius di pelbagai sektor. Salah satunya petani cabai di Kabupaten Magetan. Tanaman cabai petani banyak yang busuk dan mengalami gagal panen. Selain disebabkan cuaca buruk, hama patek menjadi salah satu penyebabnya.
Padahal harga cabai hari ini tembus hingga Rp 50 ribu per kilogram. Namun petani cabai di Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Magetan tak merasakan manisnya. Sejak beberapa pekan lalu tanaman cabai mereka banyak yang membusuk dan rontok.
Akibatnya cabai tidak laku dijual dengan harga tinggi. Kalau pun laku cabai yang masih hijau hanya sekitar Rp 25 ribu per kilogram dan cabe rawit merah 40 ribu per kilogram.
Saijo, salah satu petani menuturkan, kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh curah hujan yang terlalu tinggi. Begitu hujan turun hama langsung menyerang tanaman cabai hingga membusuk.
“Kami tidak bisa menikmati (harga tinggi, red),” keluhnya. Kondisi itu kian diperparah harga pupuk dan obat-obatan yang mahal, sedangkan harga panen murah. Saijo mengaku, di pelbagai laporan media memang menyebut harga cabai tinggi.
“Tapi di petani murah. Kini harga cabai kami jual Rp 40 ribu per kilogram. Panen tidak bisa banyak, biasanya sampai satu kuintal, saat ini tidak sampai segitu,” ucap Saijo Sabtu (21/5/2022).
Saijo menilai, banyak tanaman cabai rusak ditengarai karena cuara buruk. Kondisi itu, Saijo kembali menegaskan, petani tidak bisa menikmati harga cabai mahal. Keadaan itu tak membuat petani berpangku tangan. Ia mengaku pelbagai upaya telah dilakukan petani.
Pelbagai jenis obat telah disemprotkan. “Hanya saja cuaca buruk terus melanda,” tegasnya. Ia berharap kalau pemerintah bisa turun tangan untuk meringankan beban petani, terutama untuk pupuk dan obat tanaman agar tak mudah rusak.
Keterangan foto: Petani di Desa Plumpung, Plaosan, Magetan saat menunjukkan cabai yang rusak akibat hama patek.