PK PMII UNUJA Gelar PKD Secara Hybrid
Berita Baru Jatim, Probolinggo – Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Nurul Jadid mengadakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) III bertajuk “Transformasi Kader PMII Berbasis Media Kreatif Dan Orientasi karya”. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari di mulai 25 hingga 27 Agustus 2021 yang bertempat di Aula 1 Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Zulfikar selaku Ketua Panitia, menjelaskan, karena terkendala di perizinan pesantren dan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maka beberapa kali PKD ditunda. Kegiatan ini, Zulfikar melanjutkan, juga difasilitasi oleh Biro Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) PP Nurul Jadid sehingga terselenggara dengan sukses.
Menurut pria yang akrab disapa Fikar ini menuturkan bahwa kader PMII UNUJA mayoritas merupakan santri PP. Nurul Jadid. Hal itu, lanjutnya, PKD digelar dengan menggunakan penghalang tabir. Sementara untuk kader yang berdomisili di luar pesantren diikutkan via Zoom.
“Kurang lebih 110 kader PMII UNUJA yang mengikuti PKD ini, 70 Putri, 20 putra dan 20 mengikuti secara online,” ujarnya.
Muhamaad Fahim Ramadana salah satu kader PMII Rayon Avicenna yang mengikuti PKD secara offline menuturkan, di tengah situasi PPKM kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. “Tetapi kader-kader putra dan putri masih tampak antusias mengikuti PKD,” paparnya.
Sementara peserta online, Futuhuddin delegasi Rayon Asgar Ali Enginer mendedahkan, dengan diadakan via zoom bagi kader PMII yang ingin mengikuti PKD sangat efektik. Pasalnya, zoom yang dipakai menggunakan premium sehingga dapat menyimak dengan baik. “Meskipun masa pandemi bukan menjadi penghalang untuk berproses di PMII,” pungkasnya melalui via whatsapp.
Ketua Komisariat PMII UNUJA Abdur Razak, mengatakan, dilaksanakannya PKD ini untuk menumbuhkan kesadaran kritis kader PMII UNUJA sebagai seorang organistoris yang kritis, cerdas dan humanis. “Sehingga idealisme kader PMII dapat terwujud.”
Pengawalan terhadap kader PMII UNUJA, Razak melanjutkan, tidak hanya selesai di PKD. Akan tetapi akan ada tindak lanjut seperti follow up serta kajian-kajian rutinan. “Untuk penguatan ideologi kader PMII UNUJA,” jelas pria yang akrab disapa Razak ini.
Ia juga menerangkan bahwa PMII UNUJA merupakan organisasi yg berada di pondok pesantren. Sehingga, menurutnya, perlu ada sinergitas antara nilai-nilai ke PMII an dan kepesantrenan.
“Karena jika berbicara PMII kita juga tidak bisa dipisahkan dengan NU dan jika bicara NU kita juga tidak bisa dipisahkan dari Pesantren,” ungkapnya.
Ketua Rayon Ibnu Khaldun, Andrean Masrofie menuturkan PKD ini adalah salah satu kegiatan pendidikan formal di PMII yang wajib dilaksanakan dan diikuti sampai selesai. “Kegiatan ini ingin mencetak kader mujahid yang mampu mengembangkan PMII ke arah yang lebih progresif,” kata Robi sapaan akrabnya.
Ia melihat, penguatan intelektual kader PMII UNUJA bisa terus dilanjutkan. Robi menambahkan, bahwa pasca PKD kader PMII diharapkan dapat melanjutkan pendidikan kaderisasi berupa Rencana Tindak Lanjut (RTL). “Selain itu juga sekolah kaderisasi non formal lainnya,” pungkas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Ketua Rayon (FKR) se-Jawa Timur.
Disamping itu, Razak berharap, kegiatan ini mampu merangsang kesadaran dan kepekaan kader terhadap persoalan sosial yang semakin massif terjadi. “Lebih progresif lagi berproses di PMII,” harapnya.