Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Saat Ketua PKC PMII Jatim, Abdul Ghoni dalam acara Milenial NU Menuju Indonesia Maju. (Dok. Foto: Tangkapan layar di chanel YouTube TV9 Official)
Saat Ketua PKC PMII Jatim, Abdul Ghoni dalam acara Milenial NU Menuju Indonesia Maju. (Dok. Foto: Tangkapan layar di chanel YouTube TV9 Official)

PKC PMII Jatim Sikapi Penyelundupan Pupuk Bersubsidi: Jangan Hanya Sopirnya yang Ditangkap



Berita Baru, Surabaya – Peredaran pupuk bersubsidi ilegal kembali terkuak. Polisi Resort (Polres) Kabupaten Tuban menggagalkan penyelundupan pupuk asal Pamekasan Madura. Truk bernopol M 8285 UB itu mengangkut sembilan ton pupuk bersubsidi jenis ZA (Ammonium Sulfat) tanpa dokumen resmi dicegat di Jalan Raya Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, pada Senin (24/01/22) pukul 23:00 WIB lalu.

Polisi langsung menetapkan satu tersangka, yang merupakan sopir truk pembawa pupuk bersubsidi yakni Zairinuddin (43), warga Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.

“Pengiriman pupuk bersubsidi tanpa izin dari wilayah Madura untuk dikirim Tuban, sopir yang kami amankan,” ujarnya saat ungkap kasus, Rabu (2/2).

Menyikapi hal itu, Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, Abdul Ghoni, mendesak aparat mengusut tuntas penyelundupan pupuk bersubsidi asal Pamekasan ke Kabupaten Tuban.

“Usut tuntas penyelundupan pupuk bersubsidi asal Pamekasan ke Kabupaten Tuban,” katanya, Senin (7/2). Ia menegaskan bahwa praktik penyelundupan pupuk bersubsidi sangat merugikan petani. Pasalnya, Abdul Ghoni menilai, pupuk merupakan hal penting yang dibutuhkan petani.

Imbas penyelundupan pupuk bersubsidi itu, kata Abdul Ghoni, membuat pupuk-pupuk langka. “Sudah sulit dicari, yang ada masih mahal,” katanya. Pemuda asal Sampang ini mengatakan bahwa kondisi petani sudah susah karena hasil panen yang tidak menguntungkan.

“Ditambah permainan pupuk-pupuk bersubsidi,” jelasnya. Kondisi itu, ia melanjutkan, perlu kehadiran negara. Menurutnya, aparat negara perlu melakukan investigasi di kios-kios distributor pupuk bersubsidi.

“Apa yang terjadi di Tuban hanya satu contoh kasus yang terungkap.” Di beberapa daerah lain, lanjutnya, masih banyak permainan pupuk-pupuk bersubsidi. Ia mengutip hasil investigasi Harian Kompas, yang menguak permainan pupuk-pupuk bersubsidi di berbagai daerah.

Ia menduga, permainan pupuk ini dilakukan oleh mafia-mafia yang memiliki kuasa. “Tangkap aktor atau lembaga yang bermain-main dengan penghidupan para petani,” tegasnya.

beras