Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

pmii
Foto: Dokumentasi PMII Banyuwangi

PMII Banyuwangi Gelar Dialog Kepemudaan



Berita Baru Jatim, Banyuwangi – Pengurus Cabang PMII Banyuwangi menggelar Pelatihan Tehnik dan Mekanisme Persidangan yang dirangkaikan dengan dialog kepemudaan bersama Forum Pembaruan.

Pelatihan ini dilaksanakan selama 11-12 September 2021, yang digelar di Pondok Pesantren Kampung Kitab Kuning Al-Kalam, Banyuwangi.

Dalam dialog, Syaifurrohman Ketua Cabang PMII Banyuwangi mengatakan menjadi pemuda sekarang bukan menikmati hasil perjuangan para pahlawan pendahulu.

“Tapi pemuda hari ini harus menjadi pemuda yang visioner, inovatif, kolaboratif dan cinta keberagaman,” jelas Rohman sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Rohman, mengatakan pemuda jangan terpaku pada perayaan pada bulan kemerdekaan semata namun tetap menjaga semangat juang didalam dirinya dari waktu kewaktu.

“Pemuda bukan terpaku pada bulan kemerdekaan, namun rasa perjuangan harus mengalir dalam denyut nadi kita disetiap saat dan mampu adaptif dengan besarnya arus globalisasi dan jangan lupa menyebarkan nilai-nilai kemerdekaan,” imbunya.

Sedangkan Gus Sunadi Pengasuh Ponpes Kampung Kitab Kuning Al-Kalam sekaligus Mabincab PMII Bayuwangi mengatakan dialog ini menjadi ruang bagi pemuda yang merdeka.

“Perkumpulan orang-orang yang merdeka dalam berfikir dan aktif menuangkan pikirannya di media cetak dan minimal di media sosial,” jelasnya.

Sementara, Miskawi Ketua Forum Pembauran Kebangsaan mengatakan pemuda harus menjadi cermin dari cara berpikir dan tindakannya seperti apa. Pemuda juga harus kreatif hidup ditengah-tengah masyarakat.

“Pemuda merdeka tercermin dari pola pikirnya, ucapnya dan tindakannya. Peran yang disandang pemuda, sebagai agent of change, agent of control social, moral force, guardian of value, dan iron stock masih sangat efektif dan kretaif dalam memposisikan peran pemuda ditengah masyarakat dan terutama masukan konstruktif bagi pemerintah,” kata Miskawi.

Miskawi menambahkan pemuda juga jangan menjadi penonton atau diperbudaknya oleh arus globalisasi namun memanfaatkan yang ada karena saat ini terjadi krisis keteladanan yang dipertontonkan pejabat negara.

“Mereka hanya sibuk memikirnya dirinya sendiri hingga tersangkut kasus Korupsi, jual beli jabatan dan sebagainya sehingga berdampak pada krisis kepercayaan,” jelas Miskawi.

“Kita bisa belajar meneladani para pemuda pejuang bangsa, pada jamannya sehingga mampu mengantarkan bangsa ini menuju kemerdekaan. Keteladanan Pemuda inilah tentunya harus mampu menjadi penghayatan emotif buat generasi muda saat ini,” tandasnya.

beras