Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Puasa Plastik: Momentum Mengakhiri Ketergantungan Plastik
Muhammad Ichwan Mushoeffa Direktur Eksekutif Nasional JPIK.

Puasa Plastik: Momentum Mengakhiri Ketergantungan Plastik



Penulis: Muhammad Ichwan Mushoeffa; (Direktur Eksekutif Nasional JPIK)


Ramadan selalu membawa aura kesejukan khususnya bagi umat Muslim. Bagaikan hujan menjumpai kemarau. Puasa itu ibadah ritual, berbasis individual. Tapi dampak sosial dan lingkungannya luar biasa. Ramadan adalah bulan pertobatan dan ampunan. Diera sekarang ini ada baiknya berpuasa kita maknai sebagi resolusi terhadap krisis lingkungan hidup salah tunya dengan menahan diri dari menggunakan plastik.

Puasa plastik? Apa pula itu? setalah melihat video tentang puasa plastik yang pernah viral disosial media beberapa tahun lalu rasanya masih relevan dengan siatuasi saat ini. Dalam video itu, menggambarkan Gede Robi seorang musisi pria yang berambut gondrong menyapa orang-orang kalau dia akan melakukan puasa plastik dengan berkata kurang lebih seperti ini:

“Halo, saya Gede Robi. Selama ini saya banyak bicara tentang isu lingkungan dan isu plastik sekali pakai di Bali. Dan kita akan memasuki bulan puasa. Jadi, sementara kawan-kawan muslim saya melakukan ibadah puasa. Saya juga akan melakukan puasa, tapi puasa plastik. Apalagi nanti, pas lebaran itu bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia. 

Jadi, selama sebulan ini, bulan puasa, saya akan mencoba sebisa mungkin untuk hidup tanpa menggunakan plastik sekali pakai. Dan saya juga akan berbagi tips-tips alternatif pengganti plastik dan saya juga akan mencoba tantangan-tantangan baru. Di sini, saya akan mengajak teman-teman semua selama sebulan untuk mengikuti saya selama sebulan (untuk) puasa plastik. Selamat menjalankan ibadah puasa. Yang ikutan, jangan lupa cantumkan hashtag #puasaplastik ,” ujarnya.

Inspiratif sekali. Puasa ala teman sesama Indonesia, Gede Robi, yang bukan muslim, tapi ikut menemani kami yang muslim berpuasa dengan caranya. Dan aku melihatnya sebagai puasa alternatif yang ikut memberikan kontribusi yang besar bagi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri dan lingkungan sekitar karena dia akan menahan diri dari menggunakan plastik. 

Selain membawa berkah, bulan ramadhan juga membawa dampak bagi lingkungan. Dari berbagai berita, sampah meningkat selama bulan ramadhan ini. Dari situs jambiekspres.co.id, kenaikan sampah di kota Jambi meningkat 5-10 % selama ramadhan, bahkan dari disitus kabar-banten.com, menyebutkan bahwa volume sampah di kota Tangerang meningkat sampai 40% diawal ramadhan. Ini menjadi perhatian khusus bagi kita, karena hanya di awal bulan ramadhan saja sudah menyumbang produksi sampah yang begitu banyak, apalagi selama satu bulan penuh. Selain itu, dengan meningkatnya sampah ini akan merusak kelestarian lingkungan.

Meningkatnya sampah ini dapat dilihat dari konsumsi kita selama ramadhan. Pada bulan ramadhan ini kita lebih konsumtif, lebih memilih membeli makan dengan bungkus plastik daripada membuat makanan sendiri. Semua makanan yang dijual dipinggir jalan dibungkus dengan plastik, kolak lebih mudah dibungkus dengan plastik atau dibungkus dengan gelas plastik. Makanan kecil juga dibungkus dengan plastik, makanan dan minuman yang dibawa juga dibungkus dengan plastik, bias dibayangkan seberapa banyak plastik yang digunakan hanya untuk satu penjual makanan saja. Belum lagi penjual makanan yang lain. Dan jika semua makanannya dibungkus dengan plastik, maka sampah yang dihasilkan akan semakin banyak pula.

Puasa Plastik: Momentum Mengakhiri Ketergantungan Plastik

Plastik adalah sampah yang sulit untuk diuraikan lingkungan. Sampah plastik baru terurai setelah 50-80 tahun, jadi sampah yang kita gunakan saat ini masih bertahan sampai 50 tahun kedepan. Dengan begini, sampah akan terus menumpuk jika kita terus menggunakannya. Indonesia juga menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar ke-dua didunia (Kementerian KHLK, 2019)

Alangkah baiknya jika kita bijak dan peduli terhadap lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan sampah plastik, kita akan mengurangi beban lingkungan dan menjaga lingkungan tetap lestari. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dengan mengisi bulan ramadhan ini dengan menghijaukan lingkungan dengan tanaman. Langkah ini cukup mudah dan sederhana, bahkan dapat memanfaatkan sampah plastik yang ada. Cara ini sungguh sederhana, dengan memanfaatkan botol dan toples bekas. Dari tulisan beliau, botol plastik dan toples bekas dapat digunakan untuk berbagai media tanam, baik dengan media sekam ataupun hidroponik. Selain itu, caranya juga mudah sekali dan semua orang dapat melakukannya. Banyak tanaman yang dapat ditanam dengan media botol atau toples bekas, tidak hanya tanaman hias, bahkan sayur dan buah-buahan juga dapat ditanam di botol bekas. Dengan menanam pada botol plastik bekas, selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan kita juga bias mendapatkan buah dan sayuran segar dari tanaman yang kita tanam sendiri.

Ide-ide di atas sangatlah mudah dan semuanya dapat anda lakukan sendiri dengan barang dan peralatan yang ada di rumah. Selain dapat mengurangi sampah, juga dapat menambah keindahan dan dapat bermanfaat bagi lingkungan. Anda juga dapat memanfaatkan botol plastik bekas dengan berbagai kreatifitas anda, contoh-contoh di aatas hanyalah sebagian, anda dapat mengembangkannya sesuai dengan kreatifitas anda.

Selain itu, dengan memasak makanan sendiri kita akan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Dengan memasak sendiri, kita juga akan lebih berhemat dan dapat menambah berkah di bulan ramadhan ini. Dengan menjaga lingkungan tetap bersih, kita juga sudah menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan anak cucu kita. Dengan menjaga kebersihan, kita juga sudah menambah keimanan kita. Kita sering mendengar kalimat ” Kebersihan Sebagian Dari Iman”merupakan ungkapan yang baik (Islami), karena didukung sebuah hadits yang menurut Imam Suyuthi berstatus hasan, yakni sabda Nabi SAW :

”Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.”(HR. Tirmidzi). Ungkapan itu dapat diberarti, bahwa menjaga kebersihan segala sesuatu merupakan bukti atau buah keimanan seorang muslim, karena dia telah beriman bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Mahabersih.

Semoga dengan bulan ramadhan yang penuh berkah ini, dapat memberi berkah untuk kita dan lingkungan kita. Dengan begitu, kita tetap bisa menjalankan “puasa” plastik, puasa yang juga berkonribusi dalam mengakhiri ketergantungan mengkonsumsiplastik sekali pakai. Selamat berpuasa dan ayo tetap Diet Kantong Plastik!

beras