Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Puisi-Puisi Yulia Aswaty: Tentang Sesuatu yang Acak

Puisi-Puisi Yulia Aswaty: Tentang Sesuatu yang Acak



Puisi-Puisi Yulia Aswaty: Tentang Sesuatu yang Acak

1.
aku tidak suka terjebak dalam perdebatan hebat yang kosong
seperti isi kepala para pejabat negara
atau berdiskusi panjang kali lebar seperti kemacetan ibu kota
atau dialegtika yang tidak memutuskan apa-apa
seperti seorang hakim yang bingung menakar undang-undang

aku tidak suka membahas segala ketertinggalan berulang-ulang
terutama mereka yang mengajak berpikir maju
dengan peradaban mereka yang masih kuno

2.
orang-orang semakin aneh;
menggaungkan dengan lantang:
‘segalanya butuh proses, proses itu penting’
tapi memilih cara instan untuk jatuh cinta dan mencintai
dan barangkali itu kau

sekalipun kau kucintai
aku akan langsung menolak kau

aku dan kau kerap bersama di antara para demostran
kau bicara lantang tentang penindasan dan ketidakadilan
upah pekerja dan perlindungan perempuan
kau memberikan dirimu untuk kehidupan banyak orang
tapi menolak untukku miliki sekarang

kau memang pintar
tapi bukan berarti kau boleh meremehkan sesuatu yang receh:
‘cinta’ umpamanya

3.
hari-hari semakin menyebalkan;
berita di televisi menayangkan aparat hukum yang kriminal
membuat klarifikasi, minta maaf, lalu bebas hukuman

lagi-lagi aku cemas
dari mana wabah kebodohan itu menyebar luas
kenapa pemerintah tidak menyediakan vaksinnya
harusnya mulai disuntikkan dari pejabat paling tinggi lalu tikus-tikusnya
atau barangkali mereka butuh persediaan lebih banyak untuk diendap

4.
aku benci ketika kesedihan dalam diriku harus ikut berlibur ke luar kota
ia membuatku berkhayal tentang nasib buruh yang damai sentosa
atau hal lain yang membuatku mengingat kau sepanjang yogyakarta

aku membayangkan masa depan tanpa masalalu dan kesia-siaan
juga senyummu dan kisah yang tak pernah hendak selesai
seperti kasus pemerkosaan yang berakhir pasal pencemaran

5.
orang-orang selalu ingin mencintai dengan sederhana
meski pada akhirnya tahu:
sederhana begitu dekat dengan kesukaran

di suatu masa yang gawat
cinta harus dirawat.


Yulia Aswaty, perempuan penggemar indomie yang lahir pada 19 Juli 1999 di Magetan. Pernah bercita-cita menjadi sastrawan dan seniman.
Sekarang aktif di sebuah forum kajian perempuan dan paralegal rumah hukum di Ponorogo.

beras