Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Puisi Sajak Pertemuan Mahasiswa Karya WS Rendra, Refleksi Bagi Aktor Perubahan Bangsa
WS Rendra

Puisi Sajak Pertemuan Mahasiswa Karya WS Rendra, Refleksi Bagi Aktor Perubahan Bangsa



Berita Baru, Surabaya – Menjadi mahasiswa bukanlah hal yang hanya dibanggakan semata, melainkan ada tugas muliau yang patut diemban.

WS Rendra, salah satu penyair ternama di Indonesia menyadarkan setiap mahasiswa akan tanggung jawab besarnya terhadap bangsa melalui salah satu puisinya yang berjudul ‘Sajak Pertemuan Mahasiswa’.

Dalam Sajak Pertemuan Mahasiswa, Rendra merepresentasikan sosok mahasiswa sebagai agen perubahan yang tidak boleh lepas dari persoalan masyarakatnya.

Mahasiswa haruslah jeli kepada maksud yang seolah baik, tetapi ternyata memiliki dampak-dampak sosial yang harus terus diperhatikan dan menjadi tugas mahasiswa.

Berikut puisi Sajak Pertemuan Mahasiswa karya WS Rendra yang bisa menjadi refleksi bagi setiap aktor perubahan di Tanah Air.

SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA

Oleh: W.S. Rendra

Matahari terbit pagi ini

mencium bau kencing orok di kaki langit,

melihat kali coklat menjalar ke lautan,

dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.

Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini

memeriksa keadaan.

Kita bertanya :

Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.

Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.

Orang berkata “ Kami ada maksud baik “

Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina

Ada yang bersenjata, ada yang terluka.

Ada yang duduk, ada yang diduduki.

Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.

Dan kita di sini bertanya :

“Maksud baik saudara untuk siapa ?

Saudara berdiri di pihak yang mana ?”

Kenapa maksud baik dilakukan

tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.

Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.

Perkebunan yang luas

hanya menguntungkan segolongan kecil saja.

Alat-alat kemajuan yang diimpor

tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya :

“Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?”

Sekarang matahari, semakin tinggi.

Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.

Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :

Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?

Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini

akan menjadi alat pembebasan,

ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.

Malam akan tiba.

Cicak-cicak berbunyi di tembok.

Dan rembulan akan berlayar.

Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.

Akan hidup di dalam bermimpi.

Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari

matahari akan terbit kembali.

Sementara hari baru menjelma.

Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.

Atau masuk ke sungai

menjadi ombak di samudera.

Itulah puisi Sajak Pertemuan Mahasiswa karya WS Rendra yang bisa menjadi refleksi bagi setiap mahasiswa di Indonesia.

beras