Putaran Sebelas, Sekolah Sastra HISKI Angkat Topik Filologi
Berita Baru, Jakarta — Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) kembali gelar Sekolah Sastra putaran ke-11. Acara digelar via Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung di kanal Youtube Official HISKI Pusat dan Tribun Network, Sabtu (09/11).
Pada putaran ini, Sekolah Sastra mengangkat tema “Filologi” dengan narasumber Prof. Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum (HISKI Komisariat Universitas Negeri Yogyakarta), dengan moderator Dr. Endah Imawati, M.Pd. (Tribun Network).
Sebelum pemaparan materi, acara dibuka dengan sambutan Wakil Ketua III HISKI, Dr. Sastri Sunarti, M.Hum. Sastri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sesi pembuka dari rangkaian program yang dirancang untuk mengkaji dunia filologi, khususnya dalam konteks naskah-naskah kuno Nusantara.
“Pada pertemuan ini, peserta diperkenalkan dengan dasar-dasar filologi, termasuk metode penelusuran dan analisis naskah serta teknik transliterasi dan penerjemahan teks kuno. Sesi ini memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya filologi dalam menjaga warisan budaya dan sejarah Indonesia yang tersimpan dalam naskah-naskah klasik,” ujarnya.
Selain teori, lanjut Sastri, para peserta juga diajak untuk mempelajari contoh naskah Nusantara yang memiliki nilai sejarah dan literatur tinggi. Diskusi difokuskan pada cara memahami konteks budaya dan linguistik naskah tersebut serta tantangan yang sering muncul dalam kajian filologi, seperti kondisi naskah yang rapuh dan bahasa yang sudah jarang digunakan.
“Pertemuan ini menjadi langkah awal yang penting bagi peserta untuk menggali kekayaan literasi masa lalu, yang dapat memperkaya pengetahuan sastra dan sejarah Indonesia secara keseluruhan,” terangnya.
Acara berlanjut pada pemaparan inti. Tuti membawakan presentasi berjudul “Warisan Budaya untuk Solusi Masalah Bangsa yang Tak Terselesaikan Melalui Filologi”.
Tuti mengawali presentasinya dengan menjelaskan definisi Filologi. Ia mengatakan Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang berkaitan dengan studi terhadap hasil budaya manusia pada masa lampau.
“Yang mencakup ide, gagasan, harapan, cita-cita, pandangan hidup, kepercayaan, keterampilan, nilai-nilai, pengetahuan yang dikemas dalam bentuk teks yang diwujudkan dalam bentuk naskah,” terangnya.
Naskah karya para leluhur menyampaikan beragam pengetahuan dan kearifan masyarakat, seperti obat-obatan, pendidikan, kepemimpinan, ramuan jamu, dan pertanian, termasuk bagaimana mengatasi gangguan teluh, santet, dan gangguan roh jahat.
Bila ada anak yang menangis tidak kunjung berhenti ada “kidung rumeksa ing wengi” yang dapat menenangkan anak.
Posisi jabatan tertentu di kalangan birokrasi tak jarang mendapat serangan dengan menggunakan kekuatan adikodrat sehingga menjadi ancaman. Para leluhur telah memiliki kearifan bagaimana cara menangkalnya dengan menggunakan kekuatan mantra yang tertulis dalam naskah-naskah kuno dan menjadi objek kajian filologi.
Tuti juga menerangkan etimologi filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani. Yaitu philos yang berarti ‘cinta’ dan logos yang berarti ‘kata’.
“Dengan demikian, kata filologi berarti ‘cinta kata’ atau ‘senang bertutur’,” jelas Tuti.
Dalam penelitian filologi, lanjut Tuti, terdapat beberapa langkah-langkah. Pertama, pemilihan teks. Kedua, inventarisasi naskah. Ketiga, deskripsi naskah. Keempat, metode pemilihan naskah. Kelima, suntingan naskah.
“Objek filologi adalah teks naskah atau manuskrip. Seperti naskah carik, naskah cetak,” tambahnya.
Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara narasumber dan audiens. Sampai akhir acara, Sekolah Sastra kali ini diikuti sekitar 152 peserta di Zoom Meeting dan telah ditonton 59 kali akun Youtube.
Sekolah Sastra merupakan salah satu program kegiatan HISKI Pusat untuk meningkatkan kompetensi dan bekal pengetahuan bagi para anggota HISKI yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Sekolah Sastra ini digelar setiap bulan di minggu pertama dan kedua. Sementara itu, untuk minggu ketiga digelar agenda Tukar Tutur Sastra yang menjadi agenda rutin HISKI Pusat yang dipimpin Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum.