Riset: Nahdliyin Jatim Pilih PDIP Ketimbang PKB, SSC: NU Heterogen
Berita Baru, Surabaya – Surabaya Survey Center (SSC) mengungkapkan bahwa kalangan Nahdliyin di Jawa Timur (Jatim), lebih memilih PDIP daripada PKB. Hal itu lantaran kelompok tersebut heterogen dalam memilih partai.
Direktur SSC, Mochtar Wahyu Oetomo mengatakan, PDIP menjadi partai yang paling banyak pemilih. Kemudian diikuti PKB di posisi kedua dan Gerinda menyusul di tempat ketiga.
“PDIP meraih 27 persen, sedangkan PKB 22,4 persen, dan Gerindra 12 persen,” kata Mochtar, saat memaparkan hasil survei, Senin, 29 Agustus 2022.
Di posisi berikutnya, kata Mochtar, diisi oleh Demokrat yang memiliki perolehan 7 persen, kemudian Golkar dengan 6,8 persen, PPP ada 3,8 persen, Nasdem 3,6 persen, serta PKS 2 persen.
“Lainnya masih di bawah itu, seperti Perindo 1,6 persen, PPAN 1 persen, PSI 0,3 persen. Kemudian sisanya Garuda, Berkarya, PAN, Hanura, PBB, PKPI, Ummat, Gelora, PKN, dan Prima semuanya sama-sama memeroleh 0,1 persen,” ucapnya.
Sedangkan, lanjut dia, 11,7 persen responden masih mengaku tidak tahu atau belum menentukan pilihan. PKB sendiri menjadi partai politik yang paling dipilih oleh Nahdliyin dari kalangan santri.
“Ini yang sering kali terjadi, kesalahan persepsi bahwa NU identik dengan salah satu partai. Padahal NU itu sangat heterogen, banyak NU yang mengarah ke nasionalis,” jelasnya.
Sementara itu, peneliti senior SSC, Surokim Abdussalam mengatakan, perolehan PKB melejit dengan capaian 30 persen, kemudian diikuti oleh PDIP dengan perolehan 20 persen, Gerindra 10,6 persen.
“Sementara lainnya seperti PPP ada 4,6 persen, Demokrat 4,2 persen, dan Golkar 4 persen,” kata Surokim.
Di sisi lain, kata Surokim, partai lainnya masih di bawah 3 persen, di antaranya Nasdem dengan 2,8 persen, PKS dengan 2 persen, PAN 0,9 persen.
“Partai lainnya lagi ada Garuda, Perindo, dan PBB yang ketiganya sama-sama memeroleh 0,5 persen. Sisanya, Partai Berkarya, PSI, Hanura, PKPI, Ummat, Gelora, PKN, dan Prima dengan 0,0 persen,” jelasnya.
Surokim mengungkapkan, masih ada 19,4 persen koresponden yang belum menentukan pilihannya. Menurut dia, hal tersebut bisa menjadi modal para partai untuk mencari suara.
“Itu modal kuat bagi siapa pun yang bisa mendekati dengan gaya pesantren, dialah yang akan mendapatkan tambahan suara,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 1-10 Agustus 2022 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.