Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sanggar Seni Nusantara Rythm Gandeng FKIP UNEJ Gelar Workshop Musik Etnik Nusantara 

Sanggar Seni Nusantara Rythm Gandeng FKIP UNEJ Gelar Workshop Musik Etnik Nusantara 



Berita Baru, Jember – Sanggar Seni Nusantara Rythm menggelar workshop musik etnik nusantara di Aula Gedung E Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember, Jember Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan program kerjasama yang dibangun antara Nusantara Rythm dengan FKIP Universitas Jember.

Acara tersebut, diisi dengan pameran alat-alat musik tradisional nusantara, performance musik etnik dan diskusi kebudayaan.

Workshop yang melibatkan civitas akademika FKIP Universitas Jember tersebut dibuka oleh Wakil Dekan 3 FKIP Universitas Jember, Dr. Mohammad Na’im, M.Pd.

Dalam sambutannya, Na’im menyatakan apresiasinya akan program kerjasama ini. “Sebuah kebanggaan bagi FKIP Universitas Jember dapat bekerjasama dengan seniman-seniman ini untuk melestarikan atau nguri-uri budaya,” ungkapnya.

Na’im berharap, kolaborasi ini dapat meningkatkan daya tarik produk seni Indonesia berupa musik etnik bagi generasi penerus bangsa.

“Kita merupakan bangsa yang kaya akan seni tapi tidak banyak orang yang peduli dan ini sesuatu yang luar biasa bagi kelompok seniman yang peduli pada seni,” kata Na’im menambahkan.

Dia juga mengatakan bahwa musik etnik nusantara memiliki banyak dimensi. Tidak hanya secara kultural tetapi juga pada tataran spiritual. 

“Anugerah yang tak terkira yang diberikan Allah, Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa ini. Di bidang notasi atau bunyi saja begitu banyak dan luar biasa eksistensinya,” tuturnya.

Hampir semua alat musik etnik nusantara dimainkan secara komunal atau kolosal, dan sangat jarang ditemui pada alat musik di Eropa atau Barat. 

Salah satu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Unej, Akhmad Taufiq turut mengungkapkan kekagumannya akan penampilan Nusantara Rythm dalam memainkan musik etnik tradisional.

“Padahal alat musiknya dari suku bangsa yang berbeda-beda. Akan tetapi, ketika perbedaan dikelola dengan gagasan yang cerdas akan menjadi harmoni dan unity. Salam Indonesia!” Ujar Akhmad dalam sambutannya.

Acara tersebut diikuti oleh mahasiswa beberapa program studi dan perwakilan UKM di FKIP Universitas Jember. 

Para peserta tampak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan workshop ini. Pameran alat-alat musik tradisional dari berbagai daerah menjadi sorotan peserta, seperti Karinding, Saluang, Sasando, dan alat musik lainnya. 

Salah seorang seniman Nusantara Rythm, Ali Gady, menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan ini untuk melestarikan musik asli Indonesia yang kaya dengan berbagai etnik musik.

Bahkan, terdapat beberapa alat musik yang tercipta sebelum Indonesia ada, seperti celempung, kerinding ,angklung, sapek, kendang, tifa, bonang atau gamelan, siter, saluang, serunai, dan sasando serta alat musik lainnya. 

“Untuk berbagai sejenis instrumen yang tersebar di berbagai provinsi, kami mengambil beberapa sampel-sampelnya aja. Jumlahnya sangat banyak, ada siter, ada beberapa ornamen gamelan, ada alat musik tiup mirip saksofon dari Jawa Barat, ada toleat dari Subang Jawa Barat,” kata Ali.

Para seniman Nusantara Rythm juga mengenalkan kepada audiens nama-nama berbagai instrumen tradisional yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. 

“Kami juga menyampaikan wawasan tentang musik etnik, baik secara teknis, sejarah, dan filosofinya,”pungkasnya. 

Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan tradisional nusantara dalam bidang seni musik. 

Harapannya ialah semakin banyaknya generasi muda yang mengenal dan mencintai budayanya dalam seni dan alat-alat musik nusantara. 

Selanjutnya, diharapkan budaya seni musik tradisional ini tidak hilang dari peradaban di tengah gempuran alat-alat musik modern.

Salah satu peserta, Rozan mengungkapkan apresiasi dan harapannya dalam kegiatan tersebut.

“Luar biasa, Nusantara Rythm memainkan beberapa musik etnik dan berhasil menghipnotis saya dan teman-teman dari FKIP UNEJ. Semoga semakin tidak berjarak antara kampus dengan praktisi, seniman, ahli, dan dunia di sekitarnya sesuai tujuan kampus merdeka,”pungkasnya.

beras