Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya
Pembukaan KIK ke-34 HISKI, 10-12 Oktober 2025 di BBPMP Jatim

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya



Berita Baru, Surabaya – Dalam era di mana teknologi digital semakin merasuk ke berbagai ranah budaya dan sosial. “Sastra dan Aktivisme Sosial” menjadi tema utama Konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) ke-34 Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI).

Di tahun 2025 ini, acara tahunan HISKI tersebut diselenggarakan di Gedung Graha Wiyata, BBPMP Jawa Timur, pada 10−12 Oktober 2025. Dengan menggandeng HISKI Komisariat Surabaya sebagai Panitia Pelaksana.

Pembukaan: Simbol Kolaborasi dan Komitmen Sastra

Acara dibuka pukul 13.00 WIB dengan registrasi dan makan siang bersama, dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Pelaksana, Prof. Pratiwi Retnaningdyah, Ph.D. yang sekaligus sebagai Ketua HISKI Komisariat Unesa.

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya

Sambutan kedua disampaikan Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Ia menegaskan bahwa konferensi ini tidak hanya menjadi agenda akademik, tetapi juga wujud tanggung jawab moral intelektual terhadap realitas sosial.

“HISKI menempatkan diri sebagai komunitas kolektif yang berjuang demi perubahan dalam masyarakat, utamanya dalam bidang kemanusiaan dan kebudayaan,” ujar Prof. Novi.

Sambutan ketiga disampaikan Rektor Universitas Negeri Surabaya yang diwakili oleh Wakil Rektor 3, Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd. yang sekaligus membuka kegiatan KIK ke-34 HISKI.

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya

Momen penting dalam pembukaan adalah penyerahan penghargaan “Tokoh Peduli Pantun” dan penandatanganan MoU antara HISKI Pusat dengan Unesa sebagai simbol kolaborasi jangka panjang dalam pengembangan kesusastraan.

Sastra Sebagai Inspirasi Perubahan

Dalam sambutannya, Ketua Umum HISKI menyampaikan pandangan Herbert Marcuse bahwa seni, termasuk sastra, tidak secara langsung membuat perubahan, tetapi menginspirasi pembaca untuk melakukan perubahan.

“Sastra berpotensi menginspirasi dan menumbuhkan kesadaran pembaca terhadap fenomena sosial dalam bidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan,” jelasnya.

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya

Konferensi ini memunculkan keunikan dengan menyodorkan sepuluh sub-tema yang sangat luas cakupannya. Mulai dari sastra sebagai senjata perlawanan (narasi anti dan pascakolonial), ekosastra dan aktivisme lingkungan, sastra dan pemberdayaan perempuan (narasi dan kesetaraan gender), sastra pinggiran (amplifikasi suara marjinal), sastra digital, AI dan aktivisme generasi Z, sastra dalam konflik politik dan HAM, sastra populer dan kesadaran massa, translasi sastra dan solidaritas, pendidikan sastra dan pembentukan agen perubahan, hingga sastra dan spiritualitas aktivisme.

Pemakalah dari Berbagai Penjuru Nusantara

Jumlah pemakalah yang hadir melebihi 140 orang, tersebar di sembilan sub-tema utama. Para pemakalah datang dari berbagai universitas dan komisariat HISKI dari Aceh hingga Papua, mencerminkan keberagaman akademis dan regional yang menjadi kekuatan organisasi ini.

Acara dilanjutkan dengan sesi pleno yang menghadirkan tiga pembicara: Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si. (Kepala Badan Bahasa), Dr. Annisa R. Beta (University of Melbourne, Australia), dan Prof. Milena Mileva Blazic (University of Ljubljana, Slovenia).

Pada hari kedua (11 Oktober), sesi pleno akan menghadirkan Dr. Annette Damayanti Lienau dari Harvard University, Dr. Ai Takeshita dari Tokyo University of Foreign Studies, dan Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro. Ketiga pakar tersebut membahas dimensi global sekaligus nasional dalam dialog sastra-aktivisme.

Lebih dari Sekadar Konferensi

Berbeda dari konvensi yang sekadar mempertemukan akademisi, konferensi ini bertujuan menjadikan sastra sebagai ruang dialog lintas disiplin: antara teknologi digital, keadilan lingkungan, gender, spiritualitas, dan pemberdayaan sosial.

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya

Selain Konferensi, HISKI menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional HISKI (RAKORNAS), penandatanganan perjanjian kerja sama, penyerahan penghargaan kepada HISKI Komisariat, dan wisata kota Surabaya.

“Secara keseluruhan, KIK ke-34 HISKI bukan sekadar katalis publikasi ilmiah, melainkan juga ruang regenerasi gagasan dan pemersatu jaringan sastrawan, peneliti, dan pelaku budaya yang berkomitmen menjadikan sastra sebagai medium perubahan sosial,” tutur Pratiwi dalam laporan ketua panitia di pembukaan acara.

Konferensi internasional ini berlangsung selama tiga hari dengan agenda yang padat, mencakup sesi paralel, diskusi panel, dan berbagai kegiatan pendukung lainnya yang menguatkan peran sastra dalam aktivisme sosial kontemporer. Dihari ketiga diakhiri wisata kota dengan mengunjungi destinasi yang bernilai sejarah.

Sastra Sebagai Arena Dialog Kontemporer: Konferensi Internasional Kesusastraan HISKI ke-34 Resmi Dibuka di Surabaya

beras