Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sejarah Panjang Kepedulian Berbangsa dan Bernegara Pesantren
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani/Dok.Gerindra

Sejarah Panjang Kepedulian Berbangsa dan Bernegara Pesantren



Berita Baru, Jakarta – “Pondok pesantren tercatat dalam sejarah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap proses berbangsa dan bernegara sejak merebut kemerdekaan hingga sampai sekarang,” ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat menghadiri acara halalbihal alumni pondok pesantren Buntet Cirebon, di Hotel Santika, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (29/5).

Ia melihat kepedulian pondok pesantren dan santri terhadap bangsa tidak perlu diragukan lagi. Perjuangan santri dan pondok pesantren untuk memerdekakan Indonesia dari penjajah, katanya, begitu besar.

“Begitu pun pada zaman Orde Baru hingga sekarang,” kata Muzani saat memberi sambutan.

Menurut Muzani, pada orde baru di mana Indonesia dalam himpitan kesulitan ekonomi, pesantren selalu memberi pesan-pesan keagamaan. Misalnya soal program keluarga berencana, kebijakan itu banyak mendapat penolakan dari rakyat.

“Tapi para kiai, para pimpinan Ponpes memberikan petuah-petuah hingga suatu ketika para ulama kita berkumpul dan membuat fatwa bahwa program itu halal,” tambahnya dikutip dari RMOL.

Bagi Muzani, kepedulian pondok pesantren sudah berlangsung hingga saat ini. Contohnya, ketika Covid-19 melanda Indonesia, vaksin menjadi salah satu upaya penanggulangan dari bahaya virus tersebut.

Selain itu, ketika muncul vaksin, timbul keraguan di tengah masyarakat soal halal atau tidaknya vaksin itu. Dalam kondisi itu, pondok pesantren bergerak cepat dan memberikan pesan menyadarkan masyarakat.

“Bahwa vaksin adalah sebuah ikhtiar dan upaya kita terhindar dari ancaman bahaya Covid-19. Serta menegaskan bahwa penggunaan vaksin adalah sesuatu yang baik sebagai pencegahan penyebaran virus Covid-19,” ujarnya.

Menurut Muzani, peran pondok pesantren begitu penting dalam sendi-sendi kehidupan rakyat mulai dari kegiatan ekonomi, sosial, budaya, hingga politik.

Dia mengatakan, kegiatan Ponpes dalam ruang-ruang seperti itu bukan hal baru. Namun masih banyak masyarakat yang apatis terhadap politik.

“Dunia politik sering kali ditafsirkan dunia kotor. Politik kalau diisi oleh orang-orang kotor maka negara ini akan kotor pula. Tapi kalau politik diisi oleh orang-orang baik, maka negara ini akan baik dan sejahtera. Karena politik adalah cara untuk mengurus bangsa, mengelola negara,” ucapnya.

beras