Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sekolah Kritik Budaya ke-3: Mewacanakan Kritik Kebudayaan yang Konstruktif
Sekolah Kritik Budaya ke-3: Mewacanakan Kritik Kebudayaan yang Konstruktif

Sekolah Kritik Budaya ke-3: Mewacanakan Kritik Kebudayaan yang Konstruktif



Berita Baru Jatim, Jember — Matatimoer Institute bekerjasama dengan Circle for Critical Linguistic and Literary Studies (CCLS) and Community for Advanced Humanities Studies (coHumanis) menggelar Sekolah Kritik Budaya (SKB) angkatan ke-3, Jumat (22/11) di Aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.

Sekolah kali ini mengangkat topik “Kompleksitas Kuasa dalam Bahasa, Sastra dan Persoalan Ekologis” yang digelar selama tiga hari berturut-turut mulai hari Jumat tanggal 22 sampai Minggu 24 November 2019.

Terdapat 13 materi kajian dengan total durasi kelas 18 jam dalam estimasi 3 hari dalam sekolah tersebut. Mulai dari Analisis Wacana Kritis, Ideologi Wacana dan Hegemoni, Pemikiran Bourdieu Dekonstruksi Derridean Psikoanalisis Deleuzian untuk kajian linguistik, Sastra dan Budaya, Linguistik Sistemik Fungsional dan Analisis Wacana Multimodal, Posmodernisme, Representasi dan Politik Kepentingan, Kompleksitas Gender dalam Teks Kebahasaan Narasi Sastrawi dan Media, Poskolonialisme, Ekolinguistik dan, Ekokritisisme dan Ekofeminisme.

Bella, mahasiswi semester 5 jurusan Sastra Inggris yang juga menjadi panitia dalam acara mengatakan bahwa SKB ini sudah dilaksanakan sejak 3 tahun terakhir, berawal dari kelas-kelas diskusi yang mengkaji teori-teori sastra dan linguistik dan khusus diperuntukkan mahasiswa dan mahasiswi Sastra Inggris, tetapi untuk tahun ke-3 ini mencoba wajah baru dengan diadakannya SKB.

“Acara ini terbuka untuk umum, seperti dari jurusan sastra Indonesia dan sejarah, mahasiswa luar fakultas ilmu budaya, bahkan ada beberapa dosen-dosen luar kota, baik dari kampus negeri ataupun swasta yang mengikuti acara ini sebagai peserta, juga ada guru-guru dari sekolah menengah atas dan kejuruan yang ikut serta,” ungkapnya.

Ketika ditanya mengapa memilih topik sebagai tema besar dari SKB ini, Ketua Umum Matatimoer Institute, Ikwan Setiawan menjelaskan “Karena begini, persoalan budaya dalam masyarakat kita sangatlah kompleks. Banyak orang menganggap budaya itu merupakan hal yang final, padahal menurut kami budaya itu tidak sekedar seni, ritual ataupun semacamnya. Tetapi budaya itu mencakup berbagai macam peristiwa dan teks yang itu ada dalam kehidupan kita dan acapkali kita lupa bahwa dalam peristiwa dan teks praktik budaya itu ada juga ideologi dan kepentingan, yang seringkali kita tidak sadar bahwa hal itu juga ada. Apalagi jika kita berbicara budaya-budaya popular seperti: film, televisi, karya sastra dan banyak sekali ideologi dimainkan secara lembut dan tersirat. Sehingga dengan diadakannya SKB ini kami berharap visi-visi kritis dari para peserta hadir untuk memahami kebudayaan.”

Ikwan juga menjelaskan bahwa materi-materi yang diadakan di sekolah kali ini sudah dilakukan kajian-kajian dari pemateri sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi politik dan kebudayaan yang terjadi hari ini.

[Rzl/Ulp]

beras