Sinergi UIN Malang, Kemenag, dan DPR RI: Wujudkan Pendidikan Islam Berkarakter dan Bermutu di Era Digital

Berita Baru, Pasuruan — Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berkolaborasi dengan Kementerian Agama RI dan DPR RI dalam Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan Islam bertema “Penguatan Pendidikan Karakter dan Peningkatan Mutu Akademik pada Era Digital”. Kegiatan yang digelar di Hotel SPBU Grati, Pasuruan, ini diikuti sekitar 200 peserta dari kalangan guru, dosen, mahasiswa, dan tokoh masyarakat.

Kaprodi Pendidikan IPS FITK UIN Malang, Dr. Saiful Amin, M.Pd, menegaskan bahwa pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam membangun karakter bangsa. “Pendidikan Islam tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah dan spiritualitas. Di tengah derasnya arus informasi digital, tantangan pendidikan semakin kompleks dan butuh solusi nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan FITK UIN Malang, Dr. H. Muhammad Walid, MA, mengingatkan pentingnya peran guru di era digital. “Anak-anak sekarang lebih tertarik belajar lewat teknologi daripada mendengarkan guru yang monoton. Karena itu, guru harus kreatif, adaptif, dan mampu menanamkan adab serta karakter melalui pembelajaran berbasis teknologi,” jelasnya.

Anggota DPR RI Komisi VIII, H. Syaiful Nuri, yang hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya literasi digital bagi kalangan santri. “Santri harus lebih cerdas dalam mengelola informasi, tidak mudah terprovokasi isu media sosial, dan siap bersaing dengan lulusan non-santri,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa DPR RI terus memperjuangkan kesejahteraan guru dan ustadz serta mendorong transparansi anggaran untuk pesantren.

Kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan DPR RI dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam. Forum tersebut diharapkan melahirkan langkah nyata untuk memperjuangkan kesejahteraan guru sekaligus membentuk generasi muda yang berakhlak, cerdas digital, dan berdaya saing di era global.