Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sinopsis Naskah "Grafito" Kisah Tentang Konflik Agama
Poster Grafito: (Arifa/CO PDD)

Sinopsis Naskah “Grafito” Kisah Tentang Konflik Agama



Berita Baru Jatim, Jember — Produser Anya Shabila Abdi serta sutradara Liza Masturo akan segera menggelar pementasan teater 2 dengan naskah “Grafito” karya Akhudiat. Pementasan tersebut merupakan tugas matakuliah teater 2 jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej), yang akan digelar pada tanggal 14 Desember 2019 di Gedung Soetardjo Unej.

Grafito menceritakan dua orang insan yang bernama Ayesha, dan Limbo. Mereka berdua berasal dari kalangan sosial yang berbeda yang dipertemukan dalam suatu waktu. Limbo adalah anak seorang Raja yang selalu mendapatkan apapun keinginannya, dia adalah seorang nasrani yang selalu ‘memegang kuat’ agamanya. Karakter Limbo digambarkan sebagai orang yang seenaknya, ia bisa memilih apapun yang ia mau entah itu harta, teman, ataupun wanita. Tetapi, Ia tidak bisa memiliki tahta, karena ayah Limbo yang diceritakan sebagai Raja yang serakah kekuasaan yang tidak mau turun dari tahta walau tua sekalipun, dan ingin hidup lebih lama. Limbo selalu menghabiskan malam dengan sesuka hati, Ia biasa menghabiskan waktu keluar di jalanan, di trotoar, di tembok graffiti, menghabiskan malam dengan teman atau bahkan dengan banyak wanita diiringi musik yang ramai, dia benar-benar digambarkan sebagai orang yang bergelimang kemewahan dan tidak menghargai waktu.

Lain Limbo lain pula Ayesha. Ayesha sebagai gadis biasa, gadis pemimpi yang ingin hidupnya berubah lebih baik, digambarkan seperti Cinderella yang ingin mendadak kaya. Ia seorang muslim yang ‘memegang kuat’ agamanya sama seperti Limbo walaupun berbeda agama. Ia digambarkan sebagai anak yang tidak menghargai orang tua, digambarkan dengan cara memanggil ayahnya dengan sebutan ‘Pak Tua’ walaupun mungkin dalam drama ini nama sang ayah memang adalah ‘Pak Tua’.

Limbo, dan Ayesha diceritakan bertemu di tempat favorit Limbo, di jalanan. Mereka bertemu hanya sesaat diawali dengan sapaan Limbo yang ditanggapi dingin dengan hinaan oleh Ayesha. Tetapi, saat itulah mereka merasakan benih cinta, dan saat itu juga Limbo melamar Ayesha. Namun konflik dimulai saat Limbo dan Ayesha akan menikah. Limbo yang nasrani dan Ayesha yang muslim kesulitan mengadakan pernikahan. Mereka diceritakan pergi ke Masjid untuk melangsungkan pernikahan, namun saat penghulu menanyai agama mereka masing-masing ia menolak menikahkan mereka dengan alasan pernikahan beda agama dilarang untuk muslim wanita. Setelah itu mereka berdua pergi ke Gereja dengan harapan untuk segera dinikahkan, tetapi pastur juga menolak dengan alasan takut membuat Tuhan marah. Apalagi Limbo dan Ayesha keras kepala mempertahankan ‘keagamaan’ masing-masing. Akhirnya datanglah seorang pawang yang bersedia menikahkan Limbo dan Ayesha. Kemudian Pawang membacakan mantra untuk mendatangkan Dewi Ratih dan Dewa Kamajaya dari Swargaloka untuk menikahkan Limbo dan Ayesha.

beras