Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Discussion Hibah Penelitian PDUPT RISTEK-BRIN 2019-2020 dengan tema Kemampuan Literasi Mahasiswa yang Berkarakter Budaya Lokal, pada Sabtu (32/10) Via Zoom Meeting.
Tangkap Layar Focus Group Discussion Hibah Penelitian PDUPT RISTEK-BRIN 2019-2020 dengan tema Kemampuan Literasi Mahasiswa yang Berkarakter Budaya Lokal, pada Sabtu (32/10) Via Zoom Meeting. (Foto: Beritabaru.co/Rizal Kurniawan)

STKIP PGRI Jombang Gelar FGD Pendidikan Responsif Budaya



Berita Baru Jatim, Jombang — STKIP PGRI Jombang menggelar Focus Group Discussion (FGD) Hibah Penelitian PDUPT RISTEK-BRIN 2019-2020 dengan tema Kemampuan Literasi Mahasiswa yang Berkarakter Budaya Lokal, pada Sabtu (32/10) Via Zoom Meeting.

Ada 5 narasumber dalam FGD kali ini, antara lain Prof. Dr. Djoko Saryono (Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Novi Anoegrajekti (Universitas Negeri Jakarta), Dr. Susi Darihastining, M.Pd (STKIP PGRI Jombang), Drs. Yani Paryono, M.Pd (Kepala Badan Bahasa Bangka Belitung) dan Aang Fatihul Islam, M.Pd. (STKIP PGRI Jombang) dan moderator Demi Noer Qomariyyah, M.Pd.

Narasumber pertama, Dr. Susi Darihastining, M.Pd sebagai penulis buku menerangkan bahwa pembelajaran kebudayaan sangat penting, oleh sebab itu harus ada semacam pembacaan kritis dan komodifikasi bahan ajar.

STKIP PGRI Jombang Gelar FGD Pendidikan Responsif Budaya
Saat Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum memaparkan materinya. (Foto: Beritabaru.co/Rizal Kurniawan)

Pemateri kedua Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum memaparkan materi terkait pembelajaran berbasis budaya. Novi juga mengulas buku Menyimak Kritis dengan Bahan Ajar epub Responsif Budaya Lokal.

Dia mengatakan bahwa buku tersebut punya keunggulan dalam teknik penyajian materi simak menggunakan media digital.

“Tantangan peneliti budaya lokal adalah memperbaiki strategi isi dan teknis kajian,” jelasnya.

Novi juga menjelaskan bagaimana, sebagai peneliti, dalam menyimak kritis dan riset etnografi, untuk menyoroti kearifan budaya lokal.

“Bagaimana strategi agar kesenian tradisional sebagai subjek kearifan lokal masyarakat pendukungnya terjaga, tetapi di sisi lain ia diharapkan dapat mengakomodasi tuntutan globalisasi ekonomi atau komidifikasi budaya,” tegasnya.

Novi mengakhiri presentasinya dengan sharing pengalaman penelitiannya yang berfokus pada Banyuwangi.

Pembicara ketiga, Djoko Saryono menjelaskan keterpautan antara pendidikan, pemanusiaan dan pembudayaan.

“Pendidikan responsif budaya menjadi penting untuk pembelajaran yang relevan kepada fitrah kemanusiaan,” jelasnya.

Pembicara keempat, Yani mengawali paparannya dengan menerangkan ciri dan nilai-nilai budaya.

“Bahasa merupakan cerminan budaya penuturnya, sebab itu perlu adanya implementasi nilai budaya dalam pembelajaran keterampilan bahasa,” ungkapnya.

Pembicara terakhir, Aang Fatihul Islam menjelaskan terkait bagaimana cara menggunakan epub dk android ataupun di laptop.

“Ada kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan epub, jadi harus digunakan secara bijak dan teliti,” tutupnya.

Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antar pemateri dan peserta. Sampai akhir diskusi, ada kurang lebih 80 peserta yang masih ikut sampai selesai.

STKIP PGRI Jombang Gelar FGD Pendidikan Responsif Budaya
Pamflet FGD. (Foto: Istimewa)

beras