Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Stop Sampah Plastik! Mikroplastik Ancam Sungai Hingga Perairan Terbuka Surabaya
Infografis dari Ecoton Foundation yang peduli tentang perairan di Surabaya.

Stop Sampah Plastik! Mikroplastik Ancam Sungai Hingga Perairan Terbuka Surabaya



Berita Baru, Surabaya – Ecoton Foundation dan mahasiswa Oseanografi Universitas Hang Tuah Surabaya pada bulan November 2020 lalu melakukan uji mikroplastik di dalam kerang dan udang.

Pada Selasa (12/01/2021) Ecoton Foundation merilis bahayanya ancaman penumpukan sampah plastik di kali Mas, kali Surabaya dan perairan terbuka Surabaya.

“Ancaman timbunan sampah plastik di kali Mas, Kali Surabaya, Kali Wonokromo, perairan terbuka di Surabaya,” ujarnya.

Dalam infografis yang diterbitkan Ecoton mengatakan timbunan sampah plastik yang tak terurus di sepanjang aliran Kali Mas, Kali Surabaya, Kali Wonokromo.

“Timbunan sampah plastik yang tak terurus di sepanjang aliran perairan Surabaya pada musim hujan akan terbawa ke muara dan mencemari pesisir,” tulisnya.

Jika tak ada pengendalian plastik terdegredasi menjadi microplastik dan mencemari ikan, kerang dan udang.

“Jika tak dikendalikan, plastik itu akan terdegredasi menjadi microplastik dan mencemari ikan, kerang dan udang dengan mengancam keamanan pangan laut yang dihasilkan nelayan dan petambak di Surabaya,” lanjutnya.

Data yang diperoleh Ecoton menemukan jumlah microplastik di perairan hilir Sungai Brantas sebanyak 25 hingga 483 Partikel atau 100 liter.

“Tingginya kandungan microplastik di Nambangan dan Tambak Wedi dimungkinkan karena banyaknya sungai yang bermuara di Tambak wedi dan Nambangan di antaranya sungai Tambak Wedi, Kalu Keputih dan Kalu Mulyorejo,” ungkapnya.

“Kandungan mikroplastik di lepas pantai Muara Sungai Gununganyar tambak lebih tinggi (18 partikel mikroplastik/ekor udang) dibandingkan dengan kandungan mikroplastik di tambak (17.8 partikel mikroplastik/ekor udang),” jelasnya.

Menurutnya, mikroplastik yang mengakibatkan hal tersebut yang relatif dilindungi dari perairan terbuka.

“Kondisi ini disebabkan karena lokasi tambak yang relatif terlindungi dari perairan terbuka atau air yang masuk kedalam tambak terkontrol sehingga mengurangi jumlah atau waktu kontaminasi air dalam tambak dengan air dari laut atau sungai,” tulisnya.

Untuk memastikan jenis plastik yang diamati dengan mikroskop dilakukan uji lanjutan untuk dengan menggunakan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR) di Laboraturium Centre Food and Agriculture Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Pertanian Unika Soegijapranata Semarang.

“Menunjukkan bahwa mikroplastik yang ditemukan di Sungai Brantas termasuk dalam jenis Polyethylene Terephthalate (PET) adalah plastik kemasan makanan dan minuman sekali pakai, Polypropyline (PP) merupakan jenis plastik yang sulit didaur ulang digunakan untuk makanan atau minuman seperti botol sirup, sedotan plastik dan sedangkan Polyethlene adalah terdapat pada tas kresek,” tutupnya.

beras