Reffrain yang Menggema dalam Doa Kami

Reffrain yang Menggema dalam Doa Kami oleh: Alif Raung Firdaus Panggung mulai sepi. Kesedihan menggenang

Terkenang

TERKENANG oleh: Dhebora Krisnowati S Ada yang koyak dalam jejakLuka menganga rintih menggemaLangit menyala duka

Kepergian tanpa Tanda

Kepergian tanpa Tandabagi Didi Kempot oleh: Joshua Igho belum seribu kota aku menempuhnamun, duri di

Tiada Terkira

TIADA TERKIRA oleh: Ahmad Kohawan aku selalu ingin melihat cintadan aku melihat cintadi stasiun balapankau

Cermin Kehidupan

CERMIN KEHIDUPAN oleh: Ariany Isnamurti Perjalananmutak semulus awanRiak gelombang hiduptelah kau terjangLebih seperempat abadkau tekuni

Adakah yang Lebih Dalam Dari Rasa Kehilangan

ADAKAH YANG LEBIH DALAM DARI RASA KEHILANGAN: untuk Kang Didi Kempot oleh: Akhmad Taufiq :

Stasiun Balapan: Sebuah Pertemuan

STASIUN BALAPAN: SEBUAH PERTEMUAN oleh: Isbedy Stiawan ZS Temui aku di stasiun balapan,sebelum pukul delapan,

Kepada Mereka yang Masih Rebah: Solilokui Ramadan

: kepada mereka yang masih rebahbenarkah kita menjadi tubuh yang kalah? sebagai musim padi yang

Tadarus Negeri

A’udzu billahi minasy syaithonir rojiimBismillahirrahmanirrahim Demi negeri yang lautnya menyanyikan senandung doa, riak ombaknya mengulum

Tafakkur Rahim Ibu| Puisi Milatul Maftah

Maaf untuk rahimmu yang koyak. Semalam kulihat engkau bercakap dengan rembulanMenghitung air mata pada sepetak