Tak Sekadar Tontonan, Ini Pesan Film KKN di Desa Penari
Berita Baru, Surabaya – KKN di Desa Penari sukses jadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa. Dalam waktu 16 hari penayangan, KKN di Desa Penari mampu meraup 6,2 juta penonton.
Angka itu sebanding dengan kualitas film KKN di Desa Penari yang hadir dengan visual memajakan mata, teror horor yang kuat, aktor dan aktris dengan jam terbang tinggi, hingga banyaknya pesan moral yang didapat dari film tersebut.
Berikut kami telah merangkum beberapa pesan moral dalam film KKN di Desa Penari yang bisa diambil dan diterapkan di kehidupan sehari-hari.
1. Jangan egois
Film KKN di Desa Penari menceritakan enam orang mahasiswa yang menjalankan tugas pengabdian pada masyarakat.
Di awal film, Ayu (Aghniny Haque) meminta bantuan kakaknya agar bisa melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa tersebut. Pihak desa mulanya tak mengizinkan sebab desa mereka tak pernah menerima siswa KKN sebelumnya.
Namun Ayu tetap memaksa menjalankan KKN di desa tersebut demi kepentingan pribadi kuliahnya, tanpa menghiraukan sinyal-sinyal penolakan dari pihak desa.
Sejak awal tim KKN datang, warga desa, terutama yang memberikan tumpangan rumah pada para mahasiswi pun tampak keberatan.
Di tengah tugas, beberapa anggota kelompok sempat ragu dengan desa yang mereka tempati dan memilih pulang. Tapi Ayu dengan keras menolak hal itu.
Pada akhirnya tugas tidak terselesaikan, KKN berhenti di tengah jalan, dan Ayu sendiri meninggal dunia di desa tersebut.
2. Menjaga sikap
Mahasiswa KKN di desa tersebut menumpang di rumah warga lokal untuk sementara waktu sebelum posko yang lebih luas disediakan oleh pihak desa. Ketika menginap di rumah warga, Ayu sempat disindir oleh pemilik rumah karena pakaiannya terlalu seksi.
Selanjutnya, ketiga mahasiswi termasuk Widya (Adinda Thomas) dan Nur (Tissa Biani) juga diperingatkan saat mereka bergosip soal hal-hal mistis di desa tersebut, yang mana bisa terdengar oleh pemilik rumah.
3. Berpikir sebelum bertindak
Bima (Achmad Megantara) bercerita pada Nur bahwa ia didatangi seorang penari di dalam mimpi. Dia diminta melayani sang penari agar Widya yang sedang dililit ular, dalam mimpinya, bisa diselamatkan.
Bima melakukan perintah sang penari tanpa pikir panjang. Padahal hal itu bisa didiskusikan lebih dahulu dengan teman dekatnya yaitu Nur, yang sama-sama memimpikan Widya.
Tindakan yang dilakukan tanpa pikir panjang dan diskusi bisa berdampak buruk karena hal itu dilakukan dalam keadaan mendesak, di mana otak bisa saja tak berpikir jernih karena panik.
4. Cinta harus berjalan dengan logika
Bencana yang terjadi pada Ayu dalam film KKN di Desa Penari mulanya disebabkan oleh rasa cintanya pada Bima. Ayu tertarik pada Bima, tapi tampaknya hal itu tak terbalaskan karena Bima memilih melayani sang penari demi menyelamatkan Widya.
Ayu memilih jalan pintas demi memikat hati Bima, yakni dengan memanfaatkan selendang Badarawuhi untuk bercinta dengan pria yang ia kagumi itu.
Pilihan yang diambil Ayu mengartikan bahwa gadis itu tidak mengiringi rasa cintanya dengan logika. Akibat perbuatannya dengan Bima, ia justru terjebak di dunia lain lalu meninggal dunia.
5. Menghormati kepercayaan dan adat istiadat setempat
Sedari awal, para siswa KKN telah diperingatkan agar selalu berhati-hati selama tinggal di desa. Mereka diminta menjaga sikap dan ucapan. Para mahasiswa juga diberi pantangan untuk tidak masuk ke zona terlarang.
Sayangnya, Bima melanggar hal itu. Tindakannya pada akhirnya membawa kerugian bagi satu kelompok karena tugas KKN mereka tak terselesaikan.
6. Fokus terhadap tujuan
Tugas utama para mahasiswa di film KKN di Desa Penari adalah menyelesaikan tugas KKN sebagai salah satu mata kuliah mereka.
Sayangnya, ada beberapa orang yang memanfaatkan momen tersebut untuk kepentingan pribadi yaitu soal cinta. Pada akhirnya, kepentingan pribadi itu justru menjadi penghalang utama dari tuntasnya KKN tersebut.