Tebarkan Semangat Literasi di Hari Santri
Berita Baru Jatim, Jember – Ada yang berbeda dari peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Pondok Pesantren At-Tanwir Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Jumat (22/10). Pasalnya, selain dimeriahkan dengan apel peringatan hari santri, juga diadakan launching produk ‘Pesantren Kopi’, Kedai Kopi dan Literasi, dan buletin ‘Lentera’.
Kegiatan hasil kolaborasi Imaji Sociopreneur, Yayasan Mimpi Indonesia, dan Pondok Pesantren At-Tanwir ini bertujuan untuk menebarkan semangat literasi kepada santri sekaligus mengenalkan produk kopi Raung yang dikelola oleh pondok.
Ponpes At-Tanwir yang berada tepat di bawah Gunung Raung memang dikenal dengan sebutan ‘Pesantren Kopi’. Pasalnya, melalui potensi kopi inilah pengasuh pondok K.H Zainul Wasik mengelola dan mengasuh para santrinya.
Selain dibebaskan dari biaya pendidikan dan diberi bekal pemahaman ilmu agama, para santri juga dibekali dengan edukasi pengolahan kopi dari pembibitan hingga pengemasan. Dari hulu hingga hilir.
“Potensi kopi di sini sangat besar, jadi bagaimana ke depan potensi kopi ini bisa dikelola sendiri oleh masyarakat sekitar. Jadi sejak dini para santri sudah kami beri edukasi supaya ke depan bisa mengelola potensi wilayahnya sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, kyai yang akrab disapa ‘Gus Danil’ inipun menceritakan bagaimana ‘kopi’ pada mulanya menjadi permasalahan utama dalam memperbaiki pendidikan masyarakat setempat. Bagaimana tidak, sebelum ponpes berdiri, anak-anak di sekitar lebih memilih untuk membantu orangtua mengelola kopi di lereng Raung ketimbang bersekolah.
“Dulu, sekitar 2006-2008 itu kopi bagi saya adalah monster, anak-anak di sini banyak yang lebih memilih bekerja mengelola kopi ketimbang sekolah. Kira-kira dari 100 anak, hanya satu yang tamat SMP,” kenangnya.
“Akhirnya dampaknya sangat signifikan. Potensi kopi yang besar tidak bisa dikelola oleh masyarakat yang akhirnya lebih memilih bekerja sebagai tenaga kasar di luar kota bahkan luar negeri,” jelasnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kyai berusia 42 tahun inipun mulai menemukan titik terang. Ia mengubah sudut pandang tentang kopi dari masalah menjadi potensi. Hingga, akhirnya, potensi kopi dapat menunjang keberlangsungan pendidikan yang diupayakannya.
Selain itu, produk ‘Pesantren Kopi’ pun kini makin berkembang. Bekerja sama dengan Imaji Sociopreneur, ‘Pesantren Kopi’ kini mulai merambah ke pasar online melalui sejumlah marketplace dan Instagram.
Sensasi Ngopi di Bawah Raung
Gunung Raung tampak memancak dengan gagah pagi itu. Meski berada di bawah teriknya panas mentari, para santri tampak antusias menyambut dibukanya kedai kopi & literasi serta launching buletin ‘Lentera’.
Selain meresmikan buletin dan kedai literasi, para santri juga ditantang untuk berkreasi menggunakan kopi. Hasilnya benar-benar kreatif, sejumlah santri ada yang menggunakan biji kopi, ampas kopi, bahkan daun kopi untuk membuat lukisan.
Acara ditutup dengan sesi ngopi bersama di bawah Gunung Raung. Suasana benar-benar syahdu, sesekali angin semilir berhembus di antara obrolan yang gayeng. Pagi itu, dari kejauhan Hyang Raung tampak tersenyum. (*)