Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Teras: Kisah Perjuangan Suku Naga dan Luka Bangsa
Dokumen Gambar/Foto: take by Phia

Teras: Kisah Perjuangan Suku Naga dan Luka Bangsa



Berita Baru Jatim, Jember– Teater Rayon Sastra (Teras) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (PMII FIB Unej) sukses mementaskan naskah Kisah Perjuangan Perjuangan Suku Naga (KPSN) karya W.S Rendra yang digelar di gedung Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unej pada hari Minggu (05/10). Pertunjukan teater karya Rendra pada tahun 1975 ini disutradarai oleh M. Dhorivan Nabil, mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember.

Teras: Kisah Perjuangan Suku Naga dan Luka Bangsa
Dokumen Gambar/Foto: take by Phia

Menurut Maslahah, ketua Rayon PMII FIB Unej, Teater Raya III merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Teras. “Pementasan ini juga bagian dari bidang bakat dan minat PMII Rayon Fakultas Ilmu Budaya UNEJ. Namun, esensi yang sebenarnya kegiatan tersebut tidak hanya sebagai penggugur kewajiban suatu kepengurusan. Ada target tertentu yang kami ingin capai dalam pementasan tersebut,” terangnya.

“Adanya komunitas teater dalam tubuh struktur lembaga rayon pada prinsipnya selain sebagai stategi kaderisasi, juga sebagai alat kritik kepada kebijakan pemerintahan, sehingga hal ini menjadi tantangan untuk Teras dalam penggarapan pementasan”. Kata Maslahah.

Maslahah juga menjelaskan bahwa potret secara utuh dari naskah tersebut nyatanya tidak hanya merekonstruksi peristiwa di era 1970-an, namun juga memiliki keterikatan erat dengan kondisi luka bangsa hari ini. Naskah yang menceritakan tentang kota yang identik dengan kemajuan dan kemegahan mendominasi atas desa yang dianggap sebagai suatu simbol keterbelakangan masyarakatnya. Disatu sisi kemegahan dan perencanaan pembangunan sedang gencar direncanakan namun sedikit demi sedikit rakyat kecil semakin merintih.

Teras: Kisah Perjuangan Suku Naga dan Luka Bangsa
Dokumen Gambar/Foto: take by Phia

Di tempat yang sama, Zunita Sari selaku koordinator Teras mengatakan pementasan naskah Kisah Perjuangan Suku Naga (KPSN) ini berangkat dari carut marutnya masalah sosial, ekonomi dan politik hari ini. “Kami sepakat untuk mementaskan naskah Kisah Perjuangan Suku Naga ini untuk kembali mengipas api kesadaran mahasiswa agar tidak apatis terhadap luka bangsa,” tegasnya.

“Naskah KPSN ini sangat relevan dipentaskan saat ini, karena dalam naskah tersebut merepresentasikan realitas sosial dengan divisualkan pada setiap adegan perbabak, yakni adanya kasus agraria, keserakahan menteri pertambangan bahkan kejahatan elit politik dan oligarki.” tambah Zunita.

Teras: Kisah Perjuangan Suku Naga dan Luka Bangsa
Dokumen Gambar/Foto: take by Phia

Ketua Cabang PMII Jember, Ahmad Hamdi Hidayatollah juga turut berkomentar terkait pementasan. Ia mengatakan naskah Kisah Perjuangan Suku Naga (KPSN) mengangkat tentang hegemoni negara maju kepada negara berkembang, hegemoni modernisme kepada lokalitas, higemoni kota kepada desa, dan hegemoni positivistik elit politik kepada para petani.

“Naskah KPSN sangat menarik dan menumbuhkan semangat perjuangan kaum murba, Bung,” pungkas Hamdi.

[Ulep]

beras