Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNJ Selenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan di Cianjur

Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNJ Selenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan di Cianjur



Berita Baru, Jakarta – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Suryakancana Cianjur (UNSUR), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta (UST), dan Universitas Islam Nusantara (UNINUS) menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan “Optimalisasi Potensi Tradisi Carita Pantun dan Pengembangan Industri Kreatif Film Dokumenter pada Komunitas Arus Langit”. Kegiatan berlangsung Sabtu, 1 Oktober 2022 di Universitas Suryakancana Cianjur.

Sosialisasi dan pelatihan diadiri oleh para pejabat di lingkungan Universitas Suryakancana Wakil Rektor 1, Dr. Hj. Iis Ristiani S.Pd., M.Pd., Ketua LPPM, Dr. dr. Hj. Trini Handayani, S.H., M.H., Wakil Dekan 2 FKIP, Drs. Budiarto, M. Pd., para dosen UNSUR, dan peserta pelatihan, yaitu anggota Komunitas Arus Langit yang berkecimpung dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni budaya, termasuk carita pantun.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat semuanya hadir, yaitu Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. dari UNJ, Dr. Dinni Nurfajrin Ningsih, M.Pd. dari UNSUR, Sudartomo Macaryus, M.Hum. dari UST, dan Dr. Arif Firmansyah, M.Pd. dari UNINUS.

Acara ini dibuka oleh Rektor Universitas Suryakancana, Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno, S.H., M.H., Sp.N. Dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan berharap kerja sama secara lintas universitas ini terus berlangsung untuk menggali potensi budaya Cianjur yang masih terbuka untuk diteliti dan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ayam pelung dengan kokoknya yang panjang telah menginspirasi munculnya motif batik Cianjur. Beras Cianjur “pandan wangi” keharumannya hanya muncul ketika di tanam di Cianjur,” ujar Rektor.

Lahan pertanian yang berpotensi untuk mengembangkan beras pandan wangi cenderung semakin terbatas. Oleh karena itu, perlu uluran tangan kalangan akademisi dan proteksi dari negara agar potensi pertanian tersebut dapat dipertahankan dan dikembangkan.

Tiga pilar budaya Cianjur, ngaos, mamaos, maenpo merupakan bagian dari kebijakan kebudayaan yang merepresentasikan semangat dan identitas masyarakat Kabupaten Cianjur. Pengembangan ketiga pilar budaya tersebut memerlukan sosialisasi dan internalisasi secara terus-menerus agar menjadi pengetahuan, sikap, dan kebiasaan masyarakat Cianjur.

Pada kesempatan tersebut ketua tim pengabdian kepada masyarakat, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. menyampaikan kenang-kenangan berupa buku Sastra Pariwisata dan Sastra Rempah kepada Rektor Universitas Suryakancana serta bantuan dana sebesar 5 (lima) juta rupiah kepada Komunitas Arus Langit untuk biaya proses produksi pembuatan film dokumenter tentang Carita Pantun.

Merespons audiens mengenai kiat meraih riset kompetitif, Novi menyampaikan beberapa kata kunci, yaitu mengikuti ketentuan panduan secara ketat, kolaborasi tim secara lintas bidang (prodi, fakultas, universitas, atau institusi), memperhitungkan kebermanfaatan bagi masyarakat, dan peta jalan penelitian masing-masing peneliti yang merepresentasikan kedalaman penelitian.

“Produk luaran diupayakan melampaui yang wajib dan yang dijanjikan untuk menunjukkan kesungguhan mengembangkan bidang keilmuan yang ditekuni. Pada kesempatan ini akan saya bagikan contoh empat proposal yang sudah lolos dan didanai oleh DRPTM dan LPDP,” ujar Novi.

Disampaikan juga bahwa bagi Novi proposal yang sudah disetujui dan didanai menjadi milik bersama untuk saling menginspirasi.

Iwa Pranawa, sebagai praktisi yang melestarikan dan mengembangkan seni carita pantun menjelaskan perbedaan pantun dengan carita pantun. Pantun dalam bahasa Sunda memiliki kemiripan dengan pantun Melayu dalam bentuk sisindiran, wawangsalan, paparikan, dan kirata basa.

“Carita pantun sudah dikenal sejak tahun 1518 berupa balada, sejarah, dan kisah, utamanya mengenai Kerajaan Pajajaran dan dibawakan dengan iringan kecapi,” jelas Iwa.

Sebagai praktisi Iwa menyampaikan paparan dengan diselingi praktik membawakan carita pantun dengan menggunakan iringan kecapi Sunda. Pemanfaatan carita pantun untuk ritual padi dan ngaruwat, yaitu inisiasi, membersihkan manusia, tempat, dan bangunan. Tradisi ngaruwat lazim disertai pergelaran wayang dengan kisah Batharakala. Kelengkapan ngaruwat, adalah juru pantun, alat musik, dan sesaji.

Mengakhiri paparannya, Iwa membawakan carita pantun dengan iringan kecapi dengan lantunan vokal yang memesona menjadikan para peserta menikmati dengan khidmat.

Pemateri selanjutnya, Erfin Fauzan dari Komunitas Arus Langit menyampaikan filosofi dari nama arus langit untuk menunjukkan bahwa kreasi, inovasi, dan inspirasi berasal dari langit yang mahaluas dan tidan terbatas.

Gerakan dan semangat Komunitas Arus Langit, utamanya untuk mempertahankan, mengembangkan, dan menyosialisasikan seni budaya kepada masyarakat agar memiliki kekaguman, kecintaan, dan tanggung jawab bersama.

Pengembangan, sosialisasi, dan inovasi berpotensi dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital yang memberikan peluang untuk menyampaikan informasi secara auditif dan visual, dengan memanfaatkan unsur verbal dan nonverbal.

“Digitalisasi dan virtualisasi seni tradisi, termasuk carita pantun menjembatani yang tradisional dengan teknologi digital untuk diaksek oleh masyarakat global,” papar Erfin.

Erfin menjelaskan bahwa film dokumenter dibedakan menjadi tiga, yaitu dokumenter klasik, modern, dan dokudrama.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNJ Selenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan di Cianjur
Penyerahan 2 (dua) buku ke Rektor UNSUR dan bantuan dana kepada Komunitas Arus Langit untuk proses produksi film dokumenter carita pantun

Dokumenter klasik berlangsung secara alami, dari pengambilan gambar langsung disimpan dan ditayangkan, tanpa melalui proses editing. Dokumenter modern memanfaatkan teknologi untuk melakukan editing dan pembenahan agar tampilan menarik dan maksimal.

Dokudrama merupakan tipe film dokumenter dengan menampilkan seluruh proses yang berlangsung.

Sampai akhir presentasi peserta yang memenuhi ruangan, sekitar 46 peserta tidak beranjak dari tempat duduk dan dengan setia mengikuti sampai acara penutup.

beras