Tren Kepercayaan Publik Meningkat, DPD IMM Jawa Timur Apresiasi Kinerja Polri
Berita Baru, Surabaya – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur mengapresiasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meningkatkan tren kepercayaan publik menjadi 70,8% berdasarkan hasil survie Indikator Politik Indonesia pada periode Februari-Maret 2023.
Ketua DPD IMM Jawa Timur, M.M. Firdaus Su’udi mengatakan, hal tersebut merupakan hasil dari ikhtiar yang selama ini dilakukan lembaga Polri bersama dengan masyarakat.
Dia berharap kenaikan tingkat kepercayaan ini menjadi semangat untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
“Pencapaian ini tentu tidaklah mudah, berangkat dari kerja sama berbagai pihak yang ada di Polri. Tentu akan jadi semangat baru bagi seluruh anggota polri untuk meningkatkan kualitas dalam bekerja sehingga masyarakat akan terus menaruh kepercayaan tersebut,” ungkap Daus kepada Beritabaru.co, pada Selasa 29 Maret 2023.
Menurutnya, keberadaan Polri akan tetap dibutuhkan oleh seluruh elemen masyarakat untuk menegakkan keadilan dan ketertiban umum dan rasa aman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Daus juga menyampaikan bahwa rentetan kasus dalam rentang tahun 2020 hingga saat ini merupakan cobaan terberat sepanjang sejarah perjalanan Polri dalam melayani masyarakat. Kondisi tersebut membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Polri menurun drastis.
Namun, dengan hasil survie Indikator Politik Indonesia terbaru, akhirnya bisa mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri, lebih lanjut Daus, Polri tidak boleh Puas dalam pencapaiannya. “Polri harus terus mempertahankan apa yang sudah dipercaya oleh masyarakat, ditambah dengan meningkatkan kualitas kerja sehingga kepercayaan publik tetap terjaga,”pungkasnya.
Adapun hasil Survei Indikator Politik Indonesia tersebut dilakukan dalam dua periode. Periode pertama dilakukan pada 9-16 Februari dengan melibatkan sebanyak 1.220 responden. Kedua, survei berlangsung pada 12-18 Maret dengan 800 responden.
Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Pada periode pertama, metode yang digunakan ialah simple random sampling dengan toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara itu, pada periode kedua, toleransi kesalahan berkisar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.