Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Untuk anakanak Uyghur| Satu Puisi Akhmad Taufiq
DENGARLAH SUARA KAMI, satu puisi untuk anak-anak Uyghur,dibaca di Taman Budaya Aceh, 12-07-2019

Untuk anakanak Uyghur| Satu Puisi Akhmad Taufiq



DENGARLAH SUARA KAMI
: untuk anakanak Uyghur

langit biru menjadi pucat warnanya
merah jelaga menjadi nafas,
sesak dimanamana

di manakah anakanak kecil itu dapat ditemukan?
ia berlari, sembunyi dalam kesunyian
ketika ayahayah mereka dibawa pergi
entah ke mana?

darah sudah terlanjur mengucur, Tuan
di dahi bekas sujud memerah,
bercampur darah yang mengalir di pelipis,
tak bisa dihentikan

Ini perintah katamu, Tuan
ketika semua telah kau runtuhkan
juga hati kami, yang tak sempat ditinggalkan
runtuh, sebagai bumi yang bergetar
dan langit menangis bersama doadoa kami
yang menetes pada daun kapas
tempat hidup kami disandarkan

di manakah, ayah dan ibu kami Tuan?

Kamp-kamp pelatihan telah kau jadikan penjara
bagi tubuhtubuh kami yang tinggal belulang
lalu, itu menjadi mimpi yang paling ngeri
di sepanjang malam
ketika tubuh itu telah kau hanguskan
jejak hanya menjadi cerita
ketika api dan asap mengepul
bersama jasad yang tak pernah bisa ditemukan

Tuan, kirimkan kepada kami
sebuah kabar yang sedikit menggembirakan
sebuah jasad yang bisa kembali bersama kami
bersama tanah yang telah menyibakkan aroma yang begitu pekat
dalam abad, di mana leluhur kami telah menitahkan
bahwa tanah ini, adalah anugerah Tuhan
tempat kami belajar mengaji, berdoa, dan bersujud sedalamdalamnya
tanah, tempat kami disemayamkan, kembali menghadap kepadaNya

Tidakkah, kami boleh kembali untuk disemayamkan di tanah ini
tanah yang menjadi saksi bagi segala dzikir kami.
pada setiap masjid dan rumah kami
pada setiap daun dan rumput di tanah kami

Tuan, duka tanah ini
adalah duka semesta
semesta kami, semesta kau jua

di manakah masjid-masjid kami Tuan?
yang runtuh, tak mungkin kembali
yang pergi, menjadi hilang
yang hilang, tak bisa dibawa pulang

di manakah mereka Tuan?

Tuan, jerit dan lolong tangis kami bagi segala nestapa
nestapa yang hadir, menjadi duka, menjadi duka

tidakkah kita dapat hidup damai bersama
sebagai Han dan Uyghur
dalam dekapan alam
dan semesta yang sama

Jember-Indonesia, 2019
Dibaca di Taman Budaya Aceh pada 12 Juli 2019

Salam Ukhuwah Insaniah!
Salam Puitika Nusantara!

beras